Enggak Semua Bisa Dapat Sinyal
Namun, enggak semua pelajar bisa melakukan sekolah dari rumah dengan nyaman meski dapat kuota dan pulsa gratis, Kids.
Hal ini karena ada juga yang terkendala dengan perangkat, seperti enggak punya televisi, laptop, atau bahkan sinyal.
Hal ini membuat para pelajar harus memutar otak dan mencari cara terbaik agar sekolah jarak jauh bisa dilakukan dengan semaksimal mungkin.
Enggak jarang, ide-ide mereka sangat kreatif. Dari memakai HT, sampai belajar di pinggir jalan untuk dapatkan sinyal.
Memakai HT
Di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, akses internet cukup susah.
Namun, institusi pendidikan setempat mengakalinya dengan menggunakan handy talkie (HT), alat komunikasi jadul yang lebih sering dipakai panitia acara dan intel polisi.
Berbekal frekuensi dan satu HT per siswa, kelas dilangsungkan bermodalkan suara guru.
Seperti semua orang yang berkomunikasi pakai HT, setiap penjelasan guru dan pertanyaan siswa diakhiri dengan kata “Ganti!” sebagai penanda akhir kalimat.
Mengutip Vice, fenomena ini terjadi di Desa Punik. Terletak di dataran tinggi Kabupaten Sumbawa, internet memang belum menjangkau seluruh desa.
Alhasil, SD Punik menggunakan perangkat radio komunikasi melalui Frekuensi RAPI 14.320.0.
RAPI sendiri adalah organisasi sosial yang membantu tugas pemerintah menyambung keterisoliran informasi serta ikut melakukan sosialisasi kebijakan pemerintah kepada masyarakat.
Komentar