Bernilai Hampir 500 Juta Dollar
Berdasarkan hasil perhitungan ilmuwan, nilai kontribusi limbah burung laut ini sama sekali enggak kecil.
Melansir Kompas.com, nilainya diperkirakan lebih dari 473 juta dollar setiap tahun, lo! Bahkan, mungkin bisa jauh lebih banyak.
Studi itu ditulis dalam makalah yang diterbitkan pada Kamis (6/8/2020) di jurnal Trends in Ecology and Evolution.
"Produksi guano adalah layanan ekosistem yang dihasilkan oleh burung laut tanpa biaya bagi kita. Saya dapat pergi ke sebuah pulau, mengumpulkan guano, dan menjualnya dengan harga pasar sebagai pupuk," kata rekan penulis studi Marcus V Cianciaruso, seorang profesor ekologi di Universitas Federal Goiás, Brasil.
Sebab, lanjut Cianciaruso, ada kepentingan ilmiah dan biologis yang dimungkinkan untuk mengukur jasa ekosistem burung laut dalam bahasa yang lebih umum agar bisa dipahami masyarakat dan pembuat kebijakan.
Saat ini, kotoran burung laut atau guano tersebut sudah dikomersialkan di beberapa negara, seperti Peru, Chile, dan begara lain.
Bahkan, guano enggak sekadar bernilai komersial semata, Kids.
Meskipun cuma sedikit spesies burung laut yang menghasilkan guano, limbah burung lain juga ikut menyumbang nutrisi penting bagi ekosistem laut, serta bagi ekonomi pesisir.
Cianciaruso dan rekan penulisnya, Daniel Plazas-Jiménez, mengungkapkan kalau fungsi tubuh burung laut secara alami memompa nutrisi bolak-balik, antara habitat laut dan darat.
"Mereka (burung laut) melepaskan nitrogen dan fosfor dengan konsentrasi tinggi melalui feses, menyebabkan perubahan lingkungan yang penting dalam ekosistem ini," jelas peneliti.
Menurut penelitian ini juga dalam ekosistem terumbu karang, nutrisi yang terkandung dalam guano bisa meningkatkan biomassa ikan karang sampai 48 persen.
Hal itu penting bagi perikanan dan pariwisata di tempat-tempat seperti Karibia, Asia Tenggara dan Great Barrier Reef di Australia.
Para peneliti memperkirakan nilai tahunan nitrogen dan fosfor yang disimpan ke dalam ekosistem ini dari kotoran burung laut dengan menghitung biaya untuk menggantinya dengan nutrisi buatan.
Ternyata, kalau gagal melindungi burung laut, maka biaya bisa jadi mahal.
"Kami buat perkiraan yang sangat konservatif bahwa 10 persen dari stok ikan terumbu karang bergantung pada nutrisi burung laut," kata Plazas-Jiménez.
Baca Juga: Pada saat Terbang Burung Tidak Menggunakan Paru-Paru untuk Bernapas, Melainkan dengan Kantong Udara
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar