GridKids.id - Virus corona Covid-19 masih menyebar di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Namun, beberapa kegiatan tetap harus berjalan. Oleh sebab itu, penting untuk kita tahu cara menyikapi new normal.
Hal ini agar kita tetap sehat, baik fisik maupun mental.
Sebagian masyarakat mengaitkan kondisi stres dengan keadaan mudahnya terinfeksi Covid-19.
Ketua Persatuan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), dr Moh Adib Khumaidi SpOT mengungkapkan sebenarnya stres enggak cuma jadi faktor risiko seseorang mudah terinfeksi Covid-19 saja.
Ternyata, hal ini juga membuat risiko penyakit lain selain Covid-19.
"Bukan cuma gejala Covid-19 saja, tetapi semua penyakit juga bisa terdampak (stres)," kata dokter Adib dalam diskusi daring bertajuk Kalbe Farma Tbk: Tangguh Hadapi New Normal, Rabu (1/7/2020).
Hal itu bisa terjadi karena, pada saat stres, umumnya individu tersebut akan mengeluarkan hormon bernama endokrin dan hormon adrenalin.
Kedua hormon ini, kata dokter Adib, dalam jumlah yang seimbang memang punya peran penting untuk menjaga fungsi berbagai organ tubuh.
Akan tetapi, sebaliknya kalau hormon ini dihasilkan dalam jumlah yang kurang atau bahan berlebihan akan meningkatkan risiko gangguan pada berbagai organ di dalam tubuh, dengan kata lain bisa membahayakan kesehatan.
Di antaranya seperti jantung berdebar, napas yang lebih cepat, rasa nyeri berkurang, produksi keringat meningkat, berisiko meningkatkan potensi diabetes dan lain sebagainya.
Baca Juga: Jangan Sampai Lengah, 3 Lokasi Ini Berpotensi Besar Jadi Titik Penularan Baru Virus Corona
Menyikapi Stres di Era New Normal
Dokter Adib mengingatkan kepada masyarakat secara individual enggak seharusnya sibuk untuk mempertanyakan kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir.
"Kita nggak tahu kapan berakhir, dan sebaiknya tidak selalu memikirkan kapan ini (pandemi Covid-19) akan berakhir," tegasnya.
Justru dengan selalu memikirkan kapan pandemi ini akan berakhir, akan berdampak pada kondisi stres akibat pikiran tersebut.
Dicontohkannya layaknya pandemi-pandemi yang pernah terjadi sebelumnya seperti SARS, MERS, Ebola dan lain sebagainya.
Enggak ada yang benar-benar tahu kapan pandemi tersebut bisa diselesaikan dan dimusnahkan dari keberlangsungan hidup masyarakat.
"Masyarakat harusnya saat ini tidak usah memikirkan kapannya (berakhir pandemi Covid-19). Tetapi sekarang bagaimana kita harus mengubah pola hidup, menjaga diri kita agar berdamai dan tidak terinfeksi Covid-19 ini," ujar dia.
Saat ini, kata dokter Adib, dalam menjalankan masa new normal di tengah pandemi yang belum usai; masyarakat perlu meminimalisir potensi mengalami kondisi stres, agar bisa mengurangi salah satu faktor risiko mudahnya patogen bisa menyerang tubuh.
Upayakan untuk selalu menerapkan anjuran protokol- protokol kesehatan di mana pun berada.
Baik saat masa new normal atau tatanan hidup baru dan virus SARS-CoV-2 belum benar-benar hilang, maupun nanti ketika pandemi Covid-19 ini memang benar-benar berakhir sekalipun.
Setidaknya saat beraktivitas, kita perlu menggunakan masker di manapun berada, pakai hand sanitizer atau rutin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, jaga jarak aman, dan bersihkan pakaian yang dipakai dari luar rumah.
(Penulis: Ellyvon Pranita)
Baca Juga: 10 Mitos Pemakaian Masker di Era New Normal yang Dipercaya Masyarakat, Padahal Inilah Faktanya
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar