GridKids.id - Virus flu babi jenis baru atau disebut juga G4 EA H1N1 adalah virus jenis baru yang belakangan diidentifikasi para ilmuwan.
Virus ini diduga bisa jadi pandemi selanjutnya. Para ilmuwan mengidentifikasi flu babai jenis baru ini di Tiongkok.
Melansir BBC (29/6/2020), virus tersebut muncul dan dibawa oleh babi tapi bisa menginfeksi manusia.
Para peneliti khawatir virus bermutasi lebih lanjut sehingga bisa menyebar dengan mudah dari orang ke orang dan memicu wabah global.
Meskipun bukan masalah langsung, peneliti mengungkapkan kalau virus mempunyai semua ciri yang sangat disesuaikan untuk menginfeksi manusia dan karena itu membutuhkan pemantauan ketat.
Pandemi flu terakhir yang dihadapi dunia, wabah flu babi tahun 2009 yang dimulai di Meksiko, enggak begitu mematikan dibandingkan dengan yang ditakutkan pada awalnya.
Virus tersebut disebut influenza A atau H1N1pdm09, di mana sekarang dilindungi oleh vaksin flu tahunan.
Sementara itu, jenis flu baru yang sudah diidentifikasi di Tiongkok mirip dengan flu babi 2009 dengan beberapa perubahan baru.
Meski sejauh ini enggak menimbulkan ancaman besar, namun virus ini harus tetap diawasi.
Virus ini disebut para penelitii sebagai G4 EA H1N1.
Lalu, apa itu virus G4 EA H1N1?
Baca Juga: Demam Babi Afrika Mewabah, Benarkah Virus Penyebabnya Enggak Bisa Menular ke Manusia?
Menganal G4 EA H1N1 atau Flu Babi Jenis Baru
Disebutkan kalau virus tersebut bisa tumbuh dan berkembang baik di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia.
Peneliti menemukan bukti infeksi baru-baru ini mulai pada orang yang bekerja di rumah potong hewan (RPH) dan industri babi di Tiongkok.
Vaksin flu saat ini nampak enggak melindungi dari itu, meskipun bisa diadaptasi untuk melakukannya kalau diperlukan.
Melansir sciencemag.org, virus ini merupakan campuran unik dari tiga garis keturunan, yaitu satu mirip dengan strain yang ditemukan pada burung Eropa dan Asia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi 2009, dan H1N1 Amerika Utara yang punya gen dari virus flu burung, manusia, dan babi.
Varian G4 secara khusus memprihatinkan karena intinya adalah virus flu burung, yang manusia enggak mempunyai kekebalan terhadapnya, dengan sedikit campuran mamalia.
"Dari data yang disajikan, tampaknya ini adalah virus flu babi yang siap untuk muncul pada manusia. Jelas situasi ini perlu dipantu dengan sangat cermat," kata ahli biologi evolusi di University of Sydney Edward Holmes.
Sebagai bagian dari proyek untuk mengidentifikasi potensi pandemi influenza, sebuah tim yang dipimpin oleh Liu Jinhua dari China Agricultural University (CAU) menganalisis hampir 30.000 usap hidung yang diambil dari babi di 10 provinsi di Tiongkok.
Selain itu mereka juga meneliti 1.000 usapan lain dari babi dengan gejala pernapasan terlihat di rumah sakit pendidikan kedokteran hewan universitas mereka.
Penyeka yang dikumpulkan antara 2011-2018, menghasilkan 179 virus influenza babi yang sebagian besar adalah H4 atau satu dari lima galur G lainnya dari garis keturunan mirip burung Eurasia.
"Virus G4 sudah menunjukkan peningkatan tajam sejak 2016 dan merupakan genotipe dominan dalam sirkulasi pada babi yang terdeteksi di setidaknya 10 provinsi," tulis para peneliti.
Baca Juga: Unik, Suaka Ini Tawarkan Pekerjaan untuk Peluk Babi! Apa Manfaatnya?
Harus Waspada dan Memperkuat Pengawasan Babi
Penulis pertama makalah tersebut, Sun Honglei mengatakan kalau dimasukkannya gen G4 dari pandemi H1N1 2009 bisa mempromosikan adaptasi virus yang mengarah pada penularan dari manusia ke manusia.
Sebab itu, sangat penting untuk memperkuat pengawasan babi dari Tiongkok untuk virus influenza.
Virus influenza sering berpindah dari babi ke manusia, tapi kebanyakan enggak menular antar manusia.
Dua kasus infeksi G4 manusia sudah didokumentasikan dan keduanya adalah infeksi buntu yang enggak menular ke orang lain.
"Kemungkinan varian tertentu ini akan menyebabkan pandemi adalah rendah," kata Martha Nelson, seorang ahli biologi evolusi di Pusat Internasional Institut Kesehatan Nasional AS Fogarty yang mempelajari virus influenza babi di Amerika Serikat dan penyebarannya ke manusia.
Namun Nelson mencatat kakau enggak ada yang tahu tentang pandemi H1N1, yang melonjak dari babi ke manusia, sampai kasus manusia pertama muncul pada tahun 2009.
"Influenza bisa mengejutkan kita, dan ada risiko kalau kita mengabaikan influenza dan ancaman lain saat ini dari Covid-19," kata Nelson.
Studi baru menawarkan tetapi sekilas kecil ke strain influenza babi di Tiongkok, yang punya 500 juta babi.
Sementara itu, Nelson berpendapat kalau dominasi G4 dalam analisisnya adalah temuan yang menarik.
Sulit untuk mengetahui apakah penyebarannya merupakan masalah yang berkembang, mengingat ukuran sampel yang relatif kecil.
Lebih lanjut, studi di laboratorium menunjukkan bagaimana G4 jadi mahir dalam menginfeksi dan menyalin diri dalam sel epitel saluran napas manusia.
Virus juga mudah ditularkan antara musang, model hewan populer yang digunakan untuk mempelajari influenza manusia.
Para peneliti menemukan antibodi terhadap strain G4 pada 4,4 persen dari 230 orang yang diteliti dalam survei rumah tangga, dan angka ini lebih dari dua kali lipat pada pekerja.
(Penulis : Mela Arnani)
Baca Juga: Virus Corona Belum Usai, Kini Muncul Flu Babi Jenis Baru yang Berpotensi Jadi Pandemi Selanjutnya
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar