GridKids.id - Belakangan ini muncul pertanyaan soal kenapa hamper (hampers) bisa lebih mahal dari parsel (parcel).
Padahal, keduanya sama-sama bingkisan lebaran.
Nah, inilah perbedaan hamper dan parsel lebaran yang perlu kamu tahu!
Bingkisan
Selain mudik dan silaturahim, hari raya Idul Fitri di Indonesia juga biasa dirayakan dengan saling berbagi bingkisan.
Bingkisan yang lazim disebut parsel ini biasanya diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya, sesama rekan usaha, atau juga antar saudara.
Selain istilah parsel, saat ini juga ramai diperbincangkan tentang beda parsel dengan hamper.
Secara isi, hamper dan parsel lebaran enggak terlalu jauh berbeda.
Keduanya masih berisikan barang-barang yang sama, seperti kue-kue khas lebaran, aneka jajanan, dan juga kartu ucapan.
Sejarah Hamper
Menurut sejarahnya, hamper pertama kali dikenalkan ke Inggris oleh William the Conqueror, yang memerintah pada abad ke-11 tepat setelah Pertempuran Hastings.
Hamper berasal dari bahasa Perancis 'hanapier', yang secara harfiah berarti 'keranjang untuk piala'.
Keranjang anyaman pertama kali digunakan untuk mengangkut makanan dan anggur dalam perjalanan panjang melintasi daratan dan laut di era ini sekitar 1000 tahun yang lalu.
Anyaman adalah bahan utama yang digunakan untuk membuat wadah makanan pada periode ini, karena jauh lebih ringan dari kayu konvensional tetapi sama tahan lama.
Namun, baru pada revolusi industri tahun 1800-an tradisi hamper mulai dikaitkan dengan periode Natal dan pemberian hadiah.
Berawal dari keluarga Victoria kelas menengah dan atas dari abad ke-19 yang mengubah hamper menjadi barang mewah yang diberikan sebagai hadiah.
Lalu, mengapa hamper terlihat lebih diminati, terutama oleh kalangan muda, meski harganya lebih mahal?
Baca Juga: Asal Muasal Istilah Lebaran, Ketupat, dan Mudik, Ternyata Bukan dari Bahasa Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar