GridKids.id - PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar punya berbagai manfaat dan dampak positif.
Selain untuk memutus penyebaran virus corona Covid-19, ternyata masih ada banyak manfaat PSBB lainnya, baik untuk masyarakat maupun lingkungan.
PSBB adalah peraturan yang mengharuskan masyarakat di rumah saja demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Walau banyak yang enggak terbiasa dengan di rumah saja, tapi PSBB penting dan wajib dilakukan.
Melansir Kompas.com, berikut manfaat dan dampak positif dari PSBB:
1. Kualitas Udara Membaik
Dampak pertama yang bisa dirasakan, yaitu membaiknya kondisi udara, terutama di Jakarta.
Bahkan, kualitas udara sudah mulai membaik sebelum diterapkanya PSBB.
Pada waktu itu masyarakat cuma diimbau untuk tetap di rumah dan membudayakan social distancing.
Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) melakukan penelitian mengenai kualitas udara Ibu Kota selama 10 hari penerapan instruksi social distancing, yakni pada periode 16-25 Maret 2020.
Masing-masing alat ukur mendeteksi tiga parameter polutan, yaitu kandungan karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen dioksida, ozon, sulfur dioksida, serta partikel debu berukuran di bawah 10 mikron.
Dari kelima titik pemantauan pinggir jalan selama periode itu, terlihat kecenderungan kadar polutan menurun tajam dibandingkan hasil pengukuran di lokasi yang sama pada 2011–2019.
Baca Juga: Kepanjangan KLB, PKM, PSBB yang Diterapkan di Indonesia, Wajib Tahu
2. Solidaritas Masyarakat Meningkat
Manfaat atau dampak positif PSBB lainnya adalah meningkatnya solidaritas pada sesama masyarakat.
Yup! Karena kebijakan ini, perekonomian keluarga banyak yang terdampak.
Banyak kepala keluarga yang kebingungan karena enggak punya pemasukan dan penghasilan.
Kondisi tersebut yang membuat hati sebagian orang tergerak untuk membantu mereka-mereka yang mata pencahariaanya "menguap" karena Covid-19.
Bantuan pun datang dalam berbagai bentuk. Dari mulai warteg bekerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap untuk membagikan makanan gratis, hingga masyarakat dan yayasan yang membagikan nasi bungkus kepada pekerja nonformal yang masih mengais rezeki di luar rumah.
Seperti yang dilakukan Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun.
Yayasan ini membagikan 280 paket nasi kotak kepada pekerja informal seperti pengamen, pedagang, pemulung hingga sopir ojek online yang masih bekerja.
Nasi bungkus itu dibagikan ke beberapa titik di antaranya Pasar Senen, Bendungan Hilir, Rawasari Cempaka Putih, Margonda, Kukusan, Beji Depok, Palmerah, Bekasi dan Kemanggisan.
Tidak hanya itu, seluruh nasi bungkus itu dibeli dari beberapa warung nasi kecil. Hal tersebut juga bagian dari bantuan untuk para pemilik warung kecil agar mendapatkan pemasukan.
3. Munculnya Relawan Melawan Covid-19
Tidak hanya solidaritas antara warga yang mulai mengental, kelompok–kelompok relawan dengan semangat melawan Covid-19 juga mulai bermunculan.
Mereka bekerja tanpa pamrih demi membantu pemerintah memangkas rantai penyebaran Covid-19.
Salah satunya kelompok pemuda yang bergabung sebagai relawan Gereja Melawan Covid-19 (GMC19).
Kelompok yang berada di bawah naungan Persektuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ini bergerak melakukan penyemprotan disinfektan di rumah–rumah ibadah wilayah DKI Jakarta.
Salah satu anggota GMC19, Ruth Angelia Hot Marisi Simanjuntak (23), mengatakan bahwa hal ini merupakan salah satu upaya memberantas wabah Covid-19.
Hingga saat ini, kegiatan mereka masih berlanjut dan tidak akan berhenti sampai pandemi Covid-19 berakhir.
Baca Juga: Perbedaan PSBB, Karantina Wilayah, dan Lockdown, Ternyata Beda Banget!
Baca Juga: Daerah Mana Saja yang Memberlakukan Berstatus PSBB di Indonesia?
4. Kepedulian Tinggi terhadap Tenaga Medis
Kini ujung tombak penanganan pandemi Covid-19 adalah petugas kesehatan.
Inilah yang membuat beberapa elemen masyarkat mulai menaruh perhatian kepada para tenaga medis.
Seperti yang dilakukan Salvation Army Indonesia bersama Yayasan BRIKasih BRI.
Mereka memberikan bantuan konsumsi nasi kotak kepada para tenaga medis di beberapa rumah sakit di Jakarta Pusat.
"Kami mengirimkan bantuan berupa nasi kotak kepada para perawat di RS Cikini dan RSCM Jakarta," kata Humas Salvation Army Indonesia Santi White.
Sedikitnya 100 kotak konsumsi diberikan kepada RSCM dan 100 kotak lagi diberikan kepada pihak RS Cikini.
Pembagian makanan bukan hanya menyasar kepada para tenaga medis, tapi juga kepada para pekerja yang masih mengais rezeki di saat seperti ini.
"Kami bagikan ke tukang ojek dan pemulung di belakang Istiqlal. Anak-anak, jalanan kami bagikan 100 kotak dan ojek online kami bagikan 80 kotak," tambah dia.
Selain dari yayasan, beberapa individu masyarakat juga tergerak untuk membatu kerja tenaga medis.
Salah seorang pengusaha mesin laundry banting stir membuat alat ventilator. Dia adalah Anton Agusta, seorang mekanik ulung yang punya tujuan bantu tenaga medis.
Dia ingin membuat ventilator dengan bahan yang mudah didapat dan harga yang terjangaku agar bisa diproduksi masal.
Hal tersebut dirasa perlu lantara ventilator merupakan alat bantu pernapasan yang sangat diperlukan pasien Covid-19. Terlebih jumlahnya di Indonesia masih terbatas.
Baca Juga: Kepanjangan PSBB, Maksud dan Penjelasan Lengkap, Sudah Tahu?
Baca Juga: Semakin Tegas, Sejumlah Daerah Resmi Terapkan PSBB, Apa Arti Sebenarnya?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar