Studi Lebih Lanjut
Jawa Barat berpeluang sangat besar jadi tempat produksi obat virus corona tersebut.
"Beruntunglah Jawa Barat, punya kebun kina di Bandung. Akan sangat mungkin jika produksi obat yang dinyatakan ampuh melawan virus corona ini, kembali diproduksi di Jawa Barat," kata Ibu Keri.
"Kalau mau dikembangkan kembali sangat bisa. Kami sudah berkomunikasi dengan Kimia Farma, mereka sudah pertimbangkan untuk produksi kembali," tambahnya.
Diketahui sejak 2016, produksi ekstrak kina ini dipindah ke pabrik Kimia Farma di Banjaran, Kabupaten Bandung.
Menanggapi kabar baik tersebut, Gubernur Jawa Barat meminta para peneliti di daerahnya membuat studi lanjutan terkait temuan ini.
Hal ini karena suatu produk bisa dikatakan sebagai obat kalau sudah melewati beberapa tahapan dimulai dari mengindentifikasi zat aktif yang terkandung, menemukan cara kerjanya, melakukan uji praklinik, sampai uji klinik.
Waktu yang dibutuhkan pun enggak sebentar, Kids, bahkan bisa bertahun-tahun.
Dalam tahapan pra-klinik, produk yang teridentifikasi punya zat aktif dan cara kerjanya akan di uji coba pada hewan untuk melihat efek letal, toksik, terapi, dan margin of safety sehingga ditemukannya dosis (pada hewan) dari produk tersebut.
Setelah mendapatkan dosis, baru masuk pada uji klinis yaitu percobaan yang melibatkan manusia.
Dalam uji klinis ini terdapat empat fase yang harus dilalui suatu produk sebelum dinyatakan sebagai obat.
Pada dasarnya semua uji praklinik dan uji klinik dilakukan untuk menilai efektivitas dan keamanan produk.
Kalau enggak melalui uji tersebut, maka siapa saja enggak boleh melakukan klaim efektivitas dan keamanan.
Hal ini penting dilakukan untuk mencegah risiko kesehatan atau efek samping yang bisa ditimbulkan, enggak terkecuali produk dari kina yang belakangan ramai diperbincangkan bisa dijadikan sebagai obat virus corona ini.
Penulis | : | Regina Pasys |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar