GridKids.id - Apakah kamu sudah pernah mendengar penyakit cacar air?
Mungkin sebagian sudah pernah mengalaminya, karena penyakit ini memang biasanya dialami orang saat masih kecil atau anak-anak, Kids.
Cacar air disebut juga dengan varicella. Penyebabnya adalah varicella zoster virus (VZV).
Virus varicella zoster termasuk keluarga "Herpes Virus" yang sama dengan virus herpes simplex yang biasa mengenai area genital maupun mulut.
Baca Juga: Temukan Vaksin untuk Virus Corona, Peneliti Ini Jadi Harapan Warga Dunia
Saat mengalami cacar air, biasanya muncul gejala berupa timbulnya gelembung-gelembung kecil yang berisi cairan.
Gelembung itu biasanya bisa muncul di sekujur tubuh, bahkan di wajah, Kids.
Konon katanya, cacar air ini hanya akan dialami oleh seseorang satu kali saja seumur hidup.
Dengan kata lain, banyak yang berpendapat bahwa jika sudah pernah mengalami cacar air, maka di masa mendatang ia enggak akan pernah terjangit penyakit tersebut lagi.
Apakah itu benar atau hanya mitos belaka, ya, Kids? Coba kita cari tahu, yuK!
Virus yang Tertidur
Faktanya, kalau kita sudah pernah mengalami cacar air sebelumnya, maka akan jarang sekali penyakit tersebut muncul untuk kedua kalinya.
Namun demikian, kemungkinan tersebut tetap ada, Kids. Bukan hal yang mustahil kalau kita mengalami cacar air lagi.
Hal itu bisa terjadi karena daya tahan tubuh kita rendah. Bisa juga karena infeksi yang muncul pertama kalinya sangat ringan.
Baca Juga: Virus Corona Menyebar dengan Sangat Cepat, Kenapa Bisa Begitu?
Maka dari itu muncul infeksi lagi untuk kedua kalinya meski yang kedua ini enggak sehebat yang sebelumnya.
Virus varicella yang merupakan penyebab cacar air sebenarnya enggak hilang dari tubuh.
Mereka hanya tertidur di dalam serabut saraf, sehingga masih bisa muncul kembali meski jarang timbul sebagai cacar air kembali, Kids.
Infeksi Kedua
Biasanya infeksi yang sering terjadi untuk kedua kalinya pada seseorang yang pernah mengalami cacar air adalah terkena Herpes zoster.
Herpes zoster disebut juga sebagai cacar ular.
Hal itu bisa terjadi karena virus yang sama, yakni varicella zoster virus juga menyebabkan herpes zoster.
Saat terkena varicella zoster virus kali pertama, akan muncul gejala cacar air.
Baca Juga: Kurangi Risiko Terkena Virus Corona dengan Pakai Masker yang Benar
Setelah itu, virus tersebut akan berdiam di dalam tubuh, sehingga tubuh kita memiliki antibodi terhadap virus tersebut.
Nah, suatu saat snanti kalau virus itu aktif kembali, maka virus tersebut akan muncul dengan gejala yang sedikit berbeda dari varicella, yakni herpes zoster.
Gejala umum yang sering terjadi saat mengalami herpes zoster adalah rasa nyeri hebat atau rasa panas terbakar saat tubuh kita bersentuhan dengan sesuatu meskipun sentuhan ringan seperti baju.
Gejala itu biasanya juga disertai dengan timbulnya gelembung-gelembung berisi cairan yang mirip dengan cacar air.
Hubungan yang Unik
Antara varicella dengan herpes zoster memang memiliki hubungan yang unik, Kids.
Secara teori, timbulnya herpes zoster ini berkaitan dengan respon imunitas tubuh kita yang rendah.
Namun, pada praktiknya, seringkali juga herpes zoster bisa terjadi pada seseorang yang memiliki sistem imunitas normal dan enggak rendah, lo.
Pada kasus tersebut, herpes zoster biasanya timbul karena kadar antibodi virus varicella zoster dan imunitas seluler dalam tubuh kita turun.
Maka dari itu imunitas kita jadi enggak lagi efektif untuk menahan virus ini dan akhirnya timbul aktivasi kembali.
Baca Juga: Hancurkan Passport, Anjing Ini Berhasil Selamatkan Pemiliknya dari Ancaman Virus Corona di Wuhan
Anda tidak usah bingung dengan adanya nama herpes karena virus varicella zoster ini memang termasuk keluarga "Herpes Virus" yang sama dengan virus herpes simplex yang biasa mengenai area genital maupun mulut.
Jadi anggapan di atas hanyalah mitos, ya, Kids.
Intinya, meskipun cacar air jarang terjadi kembali, tapi rupanya kita bisa terkena penyakit tersebut dua kali.
Meski entah berupa cacar air kembali ataupun sebagai herpes zoster. Keduanya mungkin terjadi.
Tonton video ini, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar