GridKids.id - Bintang adalah benda langit yang bisa menghasilkan cahayanya sendiri lewat fusi nuklir.
Bintang di angkasa terus lahir dari waktu ke waktu, sebagian bintang lainnya yang telah lama berada di semesta akan menemukan masa akhir atau kematiannya.
Tapi, pernahkah kamu membayangkan banyaknya bintang-bintang di langit malam dan galaksi kita, ada berapa di antaranya yang mati setiap tahun?
Dilansir dari laman kompas.com, menurut ilmuwan James De Buizer dari Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute, menghitung bintang yang mati di alam semesta bukan pekerjaan gampang.
Ketika bintang di angkasa mati, maka proses fusi nuklir otomatis juga berhenti dan enggak terjadi lagi.
Bintang menemukan kematiannya setelah masa hidupnya usai, Kids.
Hal itu juga kembali lagi ke massa dari bintang itu sendiri, ya.
Bintang yang massanya rendah, maka fusi nuklirnya berakhir ketika semua hidrogen di inti bintang sudah menjadi helium.
Tanpa panas atau tekanan fusi ke luar maka perlahan-lahan bintang akan mati sendiri.
Bintang juga mengalami keruntuhan ketika tekanan di intinya jadi sangat kuat.
Ketika proses itu terjadi helium yang menyisa akan mulai berfusi menjadi karbon lalu melepaskan energinya.
Baca Juga: Penelitian Ilmiah Ungkap Pandangan Orang Mesir Kuno tentang Galaksi Bimasakti, Seperti Apa?
Menghitung Bintang-Bintang yang Mati
Bintang punya atmosfer luar yang akan mengembang selama proses kematiannya terjadi.
Atmosfer itu akan mengembang dan berubah kemerahan, inilah yang membuat bintang jadi dijuluki raksasa merah.
Akhirnya, bintang akan melepaskan atmosfer yang menggembung dan meninggalkan objek padat yang dikenal dengan nama katai putih.
Ada sekitar 97% bintang yang ada di Bima Sakti, termasuk Matahari nantinya akan berubah jadi katai putih, Kids.
Katai putih bisa terlihat dan tertangkap radar astronom karena ada pancaran cahaya yang unik darinya.
Pancaran inilah yang digunakan astronom untuk mengetahui jumlah bintang-bintang yang mati di galaksi kita tiap tahunnya.
Selain pancaran katai putih, laju pembentukan dan jumlah total bintang juga dipakai untuk menentukan perhitungan rumit ini.
Menurut James De Buizer, ahli memperkirakan setidaknya ada satu katai putih yang terbentuk tiap dua tahun.
Beda katai putih, beda lagi bintang-bintang yang massanya besar, ya.
Bintang yang massanya 8 kali dari massa Matahari akan mati dengan cara berbeda.
Baca Juga: Teleskop James Webb Ungkap Lahirnya Galaksi Paling Awal di Alam Semesta, Seperti Apa Gambarannya?
Bintang-bintang masif ini hanya akan membentuk sekitar 3% dari bintang-bintang di langit galaksi kita.
Meski sedikit, dampaknya enggak kecil dan sepele, ya, Kids.
Bintang itu nantinya akan menggabungkan unsur-unsur yang membuat intinya jadi makin berat dan membuat ukurannya jadi sangat masif.
Saking masifnya, bintang-bintang ini enggak mampu menahan gravitasinya sendiri.
Hal inilah yang nantinya akan melahirkan ledakan besar di alam semesta yang dikenal dengan supernova.
Supernova ini akan menghasilkan inti bintang yang hidup sebagai bintang neutron yang kita kenal dengan lubang hitam di alam semesta.
Pertanyaan: |
Bagaimana cara bintang dengan massa rendah menemui kematiannya? |
Petunjuk, cek lagi hlm. 1. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.