Find Us On Social Media :

Mengenal Bahasa Bagongan yang Digunakan dalam Lingkungan Keraton

(Ilustrasi) Bahasa Bagongan digunakan di lingkungan keraton yang tujuan untuk memberikan sebuah kesetaraan antara pejabat.

GridKids.id - Apakah kamu tahu Bahasa Bagongan, Kids?

Nah, kali ini kita akan mengenal Bahas Bagongan, ya. 

Bahasa Bagongan biasanya digunakan oleh kerajaan Jawa.

Bahasa ini dikembangkan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Kesultanan Mataram.

Bahasa ini difungsikan sebagai simbol kebesaran kerajaan. Namun, tujuannya untuk menghilangkan kesenjangan antara para pejabat di kerajaan dengan pelayan raja dan juga lainnya.

Jadi, bahasa ini enggak menonjolkan hieraki seperti pada bahasa Jawa umumnya, yang biasnya ada tingkatan-tingkatannya, seperti ngoko (tingkat rendah), ngoko halus, krama, dan krama inggil (paling halus).

Namun, tingkatan-tingkatan ini hanya garis besarnya saja, aslinya tingkatannya jauh lebih banyak.

Dalam situasi normal, seseorang yang dari tingkatan rendah (entah berusia lebih muda atau secara jabatan lebih rendah) akan menggunakan bahasa krama inggil kepada seseorang dari tingkatan tinggi (entah berusia lebih tua atau memangku jabatan yang lebih tinggi), dan seseorang dari tingkatan lebih tinggi ini akan membalas menggunakan bahasa ngoko kepada seseorang yang memiliki tingkatan rendah tersebut.

Hingga saat ini bahasa ini pun masih dilestarikan dalam lingkungan keraton. 

Namun memang, penggunaannya sangat jarang dan hanya diucapkan di istana atau keraton.

Sementara itu, Bahasa Bagongan sendiri sudah menyerap beberapa kosakata bahasa Jawa kuno yang sudah sangat jarang dipakai atau diketahui oleh orang-orang Jawa kebanyakan.

Baca Juga: 10 Contoh Percakapan Sehari-hari dalam Bahasa Jawa Krama Inggil