Stonehenge, Situs Berbatu yang Misterius
Pembangunan Stonehenge dibuat dengan teknologi prasejarah yang primitif atau kuno.
Supaya batu-batu besar itu bisa berdiri, harus digali lubang-lubang besar dengan sisi-sisi yang miring.
Lubang-lubang besar itu juga dilapisi dengan deretan tiang kayu yang memudahkan untuk batu-batu itu bisa dipindahkan ke posisinya.
Bukannya dengan tali seperti yang kita tahu hari ini, batu-batu Stonehenge yang menjulang akan dipegang dengan tegak menggunakan tali yang dibuat dari serat tanaman.
Proses pengangkutan batu-batu Stonehenge diperagakan di sebuah galeri terbuka di luar
Pusat Pengunjung Stonehenge yang ada di dekat rekonstruksi rumah-rumah Neolitikum.
Bukti arkeologi menunjukkan kalau para pemburu-pengumpul Mesolitikum awal adalah manusia yang modifikasi pertama pada Stonehenge.
Mayat-mayat yang dikubur dekat Stonehenge dianalisis untuk diteliti DNA-nya menunjukkan kalau kemungkinan Stonehenge dibangun oleh orang-orang dari luar Inggris, kemungkinan dari Wales atau Mediterania.
Stonehenge merupakan situs religius yang jadi ekspresi kekayaan dan kekuasaan untuk para bangsawan, pendeta, dan kepala suku.
Monumen ini dipercaya jadi tempat untuk mengamati perubahan Matahari dan Bulan untuk menandai musim yang berganti.
Baca Juga: Bagaimana Asal-usul Situs Sejarah Stonehenge? #AkuBacaAkuTahu