GridKids.id - Kids, pernahkah kamu bertanya-tanya apa yang dimakan oleh manusia-manusia pada zaman kuno dulunya?
Dilansir dari laman kompas.com, makanan manusia kuno bisa direkonstruksi dengan meneliti sisa-sisa molekul dalam panci dan alat makan yang ditinggalkan.
Peneliti mencoba melihat keseharian objek yang diteliti untuk menambah temuan ilmiah dan gambaran yang lebih jelas.
Salah satu temuan berharga di Bavaria misalnya sebuah botol bayi yang dibuat dari keramik.
Pada temuan botol bayi keramik itu ditemukan lipid atau molekul lemak dari susu hewani yang diberikan pada bayi-bayi yang lahir dan hidup antara 1.200-450 SM.
Menurut Jullie Dune, seorang arkeologis dari University of Bristol di Inggris, enggak banyak yang bisa dipelajari dari bagaimana orang-orang zaman kuno memberikan makan pada bayi-bayi mereka.
Temuan tulang-tulang pada masa itu mungkin bisa memberikan sedikit gambaran tentang seperti apa perawatan bayi pada zamannya.
Namun, topik perempuan menjadi hal yang jarang digali lebih dalam dalam bidang keilmuan, Kids.
Pada masanya kehidupan raja atau penguasa begitu banyak diteliti karena dianggap lebih menarik untuk ditulis.
Enggak heran, temuan-temuan arkeologi yang berkaitan dengan kebiasaan makan dan memasak pada era kuno tak banyak diperhatikan.
Lalu, seperti apa sih temuan arkeologi yang berkaitan dengan cara makan orang pada zaman kuno dulunya?
Baca Juga: Bagaimana Awal Proses Domestikasi Hewan Menjadi Peliharaan Manusia?
Jejak Makanan Kuno Pada Wadah Keramik
Dulunya, cara makan orang-orang mulai berubah setelah gerabah dan tembikar mulai dibuat.
Ya, dengan adanya gerabah dan tembikar, orang-orang bisa memasak berbagai bahan makanan seperti misalnya umbi hingga daging.
Proses perebusan yang lama bertujuan untuk menghancurkan potensi racun dalam makanannya.
Berdasarkan temuan sisa lemak di tembikar kuno di sebuah situs di Inggris, ada jejak-jejak kubis yang kemungkinan besar direbus bersamaan dengan daging.
Selain tembikar kuno, di situs yang sama ditemukan banyak panci yang diperkirakan berasal dari sekitar tahun 950-1450 M silam.
Pada panci-panci bekas itu ditemukan tanda atau jejak lemak susu.
Jejak itu diperkirakan karena pancinya dipergunakan untuk membuat keju.
Kini dengan memanfaatkan penanggalan radiokarbon, arkeolog sudah bisa menemukan usia sisa lipid dalam sebuah artefak di situs bersejarah.
Selain jejak lipid pada artefak kuno, para peneliti juga memperhatikan protein yang dikonsumsi oleh orang-orang di masa lalu, lo.
Dalam jurnal Nature yang rilis pada 2014 silam, para peneliti berhasil mengidentifikasi protein susu yang menempel di karang gigi berusia sekitar 5.000-an tahun.
Baca Juga: Tak Hanya Laki-Laki, Studi Ilmiah Ungkap Perempuan Sudah Berburu di Era Prasejarah
Temuan itu diungkap di sebuah situs Zaman Neolitikum Catalhoyuk, Turkiye.
Menurut Jessica Hendy dari University of York, karang gigi punya manfaat untuk mengungkap catatan makanan yang dikonsumsi oleh orang yang menyantapnya.
Para arkeolog yang bekerja di situs Catalhoyuk ikut menemukan kerak keputihan di pecahan tembikar.
Kerak keputihan itu menunjukkan jejak protein yang sama seperti yang ditemukan di karang gigi.
Jejak proteinnya juga ditemukan pada jelai, gandum, kacang polong, juga beberapa jenis daging dan susu.
Temuan tulang hewan berupa domba dan kambing di situs Catalhoyuk memungkinkan kalau dua hewan inilah yang sejak dulu sudah dikonsumsi oleh orang-orang di sana.
Selain dagingnya, susu dari dua hewan itu juga dicampurkan dengan bahan-bahan panganan lain yang biasa mereka konsumsi sehari-hari.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.