GridKids.id - Apa perbedaan puisi diafan dan prismatis, Kids?
Pada artikel ini GridKids akan mencari tahu perbedaan puisi diafan dan prismatis, ya.
Secara etimologis puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu 'poites' yang membangun, pembentuk, atau pembuat.
Nah, dalam bahasa Latin puisi dari kata 'poeta' yang bermakna membangun, menyebabkan, menyair, dan menimbulkan.
Sederhananya, puisi dipahami sebagai jenis karya sastra yang mengutamakan keindahan kata-kata dalam penulisannya.
Setiap rangkaian kata dalam puisi menggambarkan perasaan dan pesan tertentu dari penyairnya.
Inilah yang membedakan puisi dengan bahasa karya sastra lainnya, seperti prosa atau drama.
Tahukah kamu? Berdasarkan tingkat pemahamannya, puisi dibagi menjadi tiga macam, puisi diafan, puisi gelap, dan puisi prismatis.
Pengelompokan ini berdasarkan pada seberapa sulit kata yang digunakan dalam sebuah puisi ya, Kids.
Diketahui dalam sastra Indonesia ada puisi yang penuh kiasan atau metafora dan ada puisi yang disampaikan secara langsung.
Puisi diafan juga disebut sebagai puisi yang polos atau transparan. Transparan mempunyai arti mudah dilihat, bening, dan tembus pandang.
Baca Juga: Membandingkan Antara Puisi Diafan dan Prismatis, Bahasa Indonesia VIII SMP
Bersumber dari kemdikbud.go.id, puisi gelap adalah puisinya yang maknanya tersembunyi, sukar, atau enggak ada kemungkinan untuk dipahami.
Sementara puisi prismatis ialah puisi yang bersifat membias yang enggak secara langsung berbicara kepada pembaca.
Yuk, kita cari tahu sama-sama apa saja perbedaan puisi diafan dan prismatis, Kids!
Perbedaan Puisi Diafan dan Prismatis
Puisi diafan adalah jenis puisi yang mudah dilihat maknanya dan dapat dipahami isinya.
Alasannya pada puisi ini hampir semua kata yang digunakan mudah dicerna.
Penulis puisi diafan enggak menggunakan lambang maupun kiasan untuk mengungkapkan maksudnya.
Umumnya, puisi diafan ditulis oleh orang dewasa dan diperuntukkan bagi anak-anak. Kini mulai banyak anak yang belajar menurut puisi diafan, lo. Berbeda dengan puisi diafan, puisi prismatis mempunyai ide dan makna yang memerlukan penafsiran melalui lambang, perbandingan, motif-motif yang digunakan dalam puisi tersebut.
Biasanya puisi prismatis didominasi oleh penggunaan kata konotatif, citraan, dan kiasan.
Baca Juga: Kenapa Karya Sastra Puisi Banyak Menggunakan Majas? Ini Penjelasannya
Maka dari itu makna di dalamnya bersifat konotatif atau bermakna ganda (multitafsir).
Makna sajak dalam puisi ini membias ke mana-mana seperti prisma karena mempunyai makna ganda.
Kalimat pada puisi prismatis perlu ditafsirkan lebih dahulu karena enggak menggunakan kalimat sehari-hari.
Berikut ini merupakan contoh karya sastra yang termasuk puisi diafan, yaitu:
- "Pada Sebuah Kedai Kopi" karya Maya Lestari
- "Aku, Si Sungai" karya Ralli
Nah, di bawah ini contoh karya sastra termasuk puisi prismatis, antara lain:
- "Laju Aksara Timah" karya Dian Chandra
- "Tanah Air Mata" karya Sutardji Calzoum Bachri
Sekarang sudah tahu, ya, Kids, apa perbedaan dari puisi diafan dan prismatis serta contoh karya sastranya.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.