GridKids.id - Kids, pernahkah kamu menyantap sajian jenang khas Solo?
Jenang adalah penganan yang umum disajikan dalam berbagai acara dan ritual dalam daur hidup masyarakat Jawa, seperti upacara kelahiran, pernikahan, hingga selamatan, Kids.
Jenang adalah salah satu makanan yang jadi simbol ucapan syukur dan simbol doa untuk hidup yang lebih baik.
Bagi masyarakat Solo, Jenang adalah salah satu makanan ringan yang sangat umum jadi bagian dari tradisi setempat.
Sejarah kuliner jenang bisa dirunut bahkan sejak zaman pengaruh Hindu-Buddha masih begitu melekat dalam kehidupan masyarakat nusantara, lo.
Dilansir dari laman surakarta.go.id, ada tujuh jenis jenang yang terkenal di Solo dan sering jadi bagian dari acara hajatan, di antaranya:
- Jenang Sumsum: simbol berkah dan kesehatan
- Jenang Candil: simbol keharmonisan dalam hidup
- Jenang Sengkala: simbol peradaban manusia di dunia
- Jenang Procot: maknanya untuk mendoakan ibu yang hamil supaya prroses kelahiran berjalan lancar
- Jenang Lemu: makna kuat atau enggak lemah dan bersemangat menjalani kehidupan
Baca Juga: Filosofi Jenang, Kuliner Tradisional yang Lekat dengan Kehidupan Orang Jawa
- Jenang Majemukan: simbol manusia sebagai makhluk sosial
- Jenang Abang-Putih: simbol penciptaan manusia, laki-laki dan perempuan.
Di Solo, rutin setiap tahunnya diselenggarakan festival Jenang, yang bertujuan untuk memperingati dan melestarikan tradisi jenang.
Festival Jenang Solo 2024
Tahun ini, Festival Jenang Solo diselenggarakan pada Sabtu (17/2/2024) kemarin.
Festival kuliner tradisional ini juga dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Solo yang ke-279, bersamaan dengan Mangayubagya Jumenengan KGPAA Mangkunegara X (Penyambutan Tahta KGPAA Mangkunegara X).
Festival ini dilangsungkan di depan Puro Mangkunegaran sejak jam 8 pagi.
Dilansir dari laman kompas.com, pada acara itu, banyak masyarakat yang datang dan memenuhi banyak stan jenang di bagian kanan juga kiri lokasi.
Di bagian tengah lokasi terdapat jenang dalam porsi besar yang dimasak untuk dibagikan pada masyarakat secara gratis, Kids.
Tradisi Jenang berkaitan dengan angka 17, hal ini punya sejarah tersendiri, lo.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Kuliner Khas Wajib Ketika Berkunjung Ke Kota Solo
Menurut cerita sejarah, pada tahun 1742, ketika Keraton Kartasura pindah ke Surakarta, disimbolkan dengan Jenang berjumlah 17 macam.
Angka 1 melambangkan Tuhan yang Maha Esa, sedangkan 7 adalah simbol siklus hidup yang berlangsung selama sepekan.
Selain itu, angka 17 juga dikaitkan dengan hari jadi kota Solo (17 Februari) dan tanggal kemerdekaan negara kita (17 Agustus 1945).
Keberadaan jenang lekat dengan kehidupan manusia, namun jenang enggak pernah dibuat atau disajikan pada momen ketika seorang manusia meninggal dunia.
Jadi, jenang jadi simbol kehidupan dari kelahiran hingga ketika manusia menikah.
Kalau tahun depan ada kesempatan untuk mampir ke Solo pada momen HUT Kota Solo, jangan sampai lewatkan agenda festival jenang ini, ya, Kids!
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.