GridKids.id - Kamu pasti sudah tak asing dengan pantun kan, Kids?
Pantun merupakan karya sastra yang termasuk ke dalam puisi lama.
Pantun terdiri dari empat baris dengan pola sajak A-B-A-B, di mana baris pertama dan kedua saling berhubungan, begitu pula baris ketiga dan keempat.
Pantun sering digunakan sebagai bentuk ekspresi seni lisan dalam berbagai kegiatan budaya di Indonesia, Malaysia, dan sejumlah negara Asia Tenggara.
Ciri khas pantun melibatkan unsur kreativitas, permainan kata, dan keluwesan dalam penyusunan sajak.
Pantun dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk hiburan, perkenalan, dan penyampaian pesan.
Selain itu, pantun juga sering ditemui dalam sastra tradisional Melayu dan menjadi bagian penting dari warisan budaya di wilayah tersebut.
Lalu apa saja aturan yang mengikat penulisan pantun?
Aturan Terikat Penulis Pantun
Aturan untuk menulis pantun tidaklah terlalu kaku, namun ada beberapa prinsip umum yang dapat membimbing penulis.
1. Jumlah Suku Kata
Baca Juga: Melengkapi Pantun Nasihat, Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Halaman 188
Setiap baris dalam pantun biasanya terdiri dari empat suku kata. Namun, ini bukan aturan yang bersifat mutlak, dan variasi dapat terjadi.
2. Bunyi dan Rima
Pantun memiliki pola bunyi yang khas. ABAB, jika pasangan baris pertama dengan ketiga, dan baris kedua dengan keempat memiliki akhir bunyi yang sama. Pola rima ini memberikan kesan keharmonisan.
Contoh:
Ikan berenang di lautan
Sesekali ia menabrak batu
Barang siapa yang berkelebihan
Hendaknya ia suka membantu.
3. Keterkaitan Baris
Baris pertama dan kedua biasanya berisi satu ide atau pengenalan, sementara baris ketiga dan keempat berisi kelanjutan atau kesimpulan.
Contoh:
Baca Juga: 5 Fungsi Pantun Sebagai Karya Sastra Lama serta Strukturnya, Apa Saja?
Baris 1:
4. Makna atau Pesan
Pantun sering kali mengandung makna atau pesan yang dapat disampaikan secara singkat.
Meskipun terdiri dari empat baris saja, pantun dapat mencakup ungkapan perasaan, bijak, atau nasihat.
5. Bentuk dan Gaya
Pantun dapat ditulis dalam berbagai bentuk dan gaya. Beberapa pantun bersifat humoris, sementara yang lain bersifat serius atau romantis.
Penulis bebas mengekspresikan kreativitasnya dalam menentukan gaya pantun.
6. Menggunakan Kata-Kata Khas Melayu
Pantun tradisional Melayu sering menggunakan kata-kata khas Melayu dan ungkapan tradisional untuk memberikan nuansa lokal dan kekhasan budaya.
7. Konsistensi Irama
Walaupun tak ada ketentuan khusus tentang metrum atau irama, konsistensi irama dalam setiap baris dapat memberikan keindahan tersendiri pada pantun.
Baca Juga: Karya Sastra Pantun: Pengertian, Struktur, dan Langkah Penulisannya
Nah, itulah aturan terikat penulis pantun, ya, Kids.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.