Tiap budaya punya sistem moral dan standar etikanya sendiri, sehingga sebuah tindakan manusia atau nilai budaya yang dianggap baik dan benar oleh sebuah masyarakat belum tentu sama berlaku di masyarakat lainnya.
Metode dalam Relativisme Kebudayaan
Relativisme pada dasarnya lebih mengacu di suatu metoda yang digunakan untuk mengeksplorasi beragam budaya sebebas mungkin dari prasangka sosial peneliti.
Prinsip relativisme budaya bisa mengimbangi kecenderungan seseorang atau peneliti dalam menggunakan nilai dan kebudayaannya sendiri sebagai standar untuk menilai kebudayaan lain.
Dengan begitu, antropolog bisa memperoleh pemahaman tentang kebudayaan dari sudut pandang dan pengetahuan dari kebudayaan itu sendiri.
Relativisme punya tujuan untuk belajar melihat dunia sejauh mungkin dengan cara yang sama seperti informan atau pelaku kebudayaan melihat budaya mereka sendiri.
Relativisme budaya enggak hanya dimaksudkan untuk menjaga prasangka peneliti, tapi juga untuk mengembangkan sikap jujur dalam menggambarkan beragam budaya.
Prinsip relativisme kebudayaan bisa digunakan dalam kajian antropologi terhadap unsur-unsur sebuah kebudayaan untuk memperoleh pemahaman yang baik tanpa memberi penilaian unsur budaya itu lebih baik atau lebih buruk dari tolak ukur budaya pengamatnya.
Contohnya upacara kematian yang dilakukan oleh suku Toraja yang dilakukan ketika matahari terbenam.
Umumnya upacara pemakaman akan dilaksanakan pagi-pagi sekali atau lewat tengah hari, namun hal ini berbeda dengan upacara orang Toraja.
Baca Juga: Fase Perkembangan Ilmu Antropologi dari Abad 18 - 20, Antropologi Kelas XI SMA