GridKids.id - Rebo Wekasan adalah sebuah istilah atau tradisi yang berasal dari budaya Jawa, khususnya di Indonesia.
Istilah ini merujuk kepada hari Rabu (Rebo) yang jatuh pada tanggal 5 (Wekasan) dalam penanggalan Jawa.
Tradisi Rebo Wekasan memiliki makna khusus dalam kehidupan masyarakat Jawa yang berkaitan dengan kepercayaan dan tradisi agama Islam.
Salah satu praktik yang umum terkait dengan Rebo Wekasan adalah ziarah kubur.
Pada hari tersebut, banyak orang Jawa mengunjungi makam leluhur mereka atau kuburan keluarga untuk berdoa, membersihkan dan merapikan makam, serta melakukan upacara penghormatan kepada orang-orang yang telah meninggal.
Hal ini merupakan bagian dari budaya Jawa yang menghormati dan mengenang nenek moyang.
Selain ziarah kubur, Rebo Wekasan juga sering dijadikan waktu untuk melaksanakan berbagai ritual keagamaan atau kepercayaan yang sesuai dengan keyakinan masyarakat Jawa.
Praktik-praktik ini bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya dan dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
Penting untuk dicatat bahwa Rebo Wekasan adalah bagian dari budaya dan tradisi lokal di Jawa, dan maknanya dapat berbeda-beda di antara individu dan komunitas yang berbeda.
Selain itu, budaya Jawa memiliki aspek-aspek lain yang kaya dan beragam yang juga mempengaruhi tradisi Rebo Wekasan.
Tujuan Rebo Wekasan
Baca Juga: Dikenal Lezat, Seperti Apa Awal Budaya Makan Menggunakan Tangan di Indonesia? #AkuBacaAkuTahu
Tujuan dilakukan Rebo Wekasan guna untuk menolak bencana dan sekaligus sebagai wujud rasa syukur.
Biasanya kegiatan ini dilakukan dengan berdoa, salat sunnah, dan bersedekah.
Daerah yang mengenal dan melakukan tradisi ini mayoritas adalah daerah pesisiran yang dikenal lebih dulu, kuat, dan kosmopolit keislamannya dibanding daerah pedalaman Jawa.
Sejarah Tradisi Rabu Wekasan
Asal mula rebo wekasan berawal dari penyebaran Islam di Indonesia.
Kala itu masyarakat Jawa meyakini hari Rabu terakhir pada Bulan Safar merupakan hari naas dari kepercayaan lama kaum Yahudi.Kemudian, pada Bulan Safar tahun 1602, beredar kabar rencana penjajahan Belanda di Jawa.
Lalu masyarakat melaksanakan serangkaian ritual menolak kedatangan penjajah tersebut.
Ritual tersebut berkembang menjadi tradisi Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan.Selain itu, Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan berhubungan erat dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Berbagai tradisi Rebo Wekasan di Indonesia
1. Yogyakarta
Baca Juga: Tak Lekang oleh Waktu, 4 Kebudayaan Tradisional Jepang Ini Masih Ada Sampai Sekarang
Rebo Wekasan dikenal juga sebagai Rebo Pungkasan oleh Masyarakat Desa Wonokromo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Konon, hari Rabu terakhir bulan Safar merupakan hari pertemuan antara Sri Sultan Hambengkubuwono (HB) I dengan Mbah Kiai Faqih Usman.
Mbah Kiai Faqih Usman dikenal bisa menyembuhkan segala penyakit dan dapat memberikan berkah untuk kesuksesan usaha atau untuk tujuan-tujuan tertentu.
Puncak acara Rebo Wekasan di Desa Wonokromo biasanya dilakukan pada malam Rabu dengan mengarak lemper raksasa yang selanjutnya dibagi-bagikan kepada para pengunjung.
2. Gresik
Gresik Masyarakat di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik juga mempertahankan Rebo Wekasan hingga saat ini.
Perayaan Rebo Wekasan di desa tersebut dilakukan dengan melakukan sedekah Bumi berupa kegiatan doa bersama dan selamatan.
Adapun tradisi Rebo Wekasan dilakukan di sekitar Telaga Suci atau sendang dekat Masjid Mambaul Thoat.3. Banyuwangi
Masyarakat banyuwangi juga tetap mempertahankan tradisi Rebo Wekasan.
Masyarakat merayakan Rebo Wekasan dengan tradisi Petik Laut.
Baca Juga: 8 Rutinitas Idulfitri yang Dilakukan Masyarakat Indonesia, Apa Saja?
Petik Laut dilaksanakan dengan cara menyelenggarakan doa bersama yang diikuti dengan ritual melarung sesaji yang diletakkan dalam sebuah kapal kecil ke tengah laut.
Tradisi doa dan Petik Laut ini dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai cara untuk menolak musibah.
4. Aceh
Tak hanya hanya di pulau Jawa saja, masyarakat Aceh Barat dan Aceh Selatan juga melakukan Rabu Wekasan yang dikenal sebagai Rabu Abeh yang juga berguna untuk menolak bala.
Awal mulanya tradisi ini dilakukan dengan memotong kerbau dan membuang bagian kepalanya ke laut. Hal itu dilakukan untuk menolak bala atau bencana.
Namun saat ini, tradisi tersebut kemudian diganti dengan pembacaan shalawat, zikir, dan doa.
Nah, itulah asal usul tradisi Rebo Wekasan.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.