Find Us On Social Media :

Pendudukan Jepang di Enrekang (Sulawesi Selatan), Sejarah XI SMA

Kedatangan Jepang sebagai saudara tua Indonesia awalnya disambut baik oleh penduduk, namun seiring waktu kekejaman Jepang menghilangkan simpati penduduk.

Sebagian penduduk dan kaum nasionalis Makassara bahkan menyambut meriah kedatangan Jepang ke tanah mereka.

Hal ini terjadi karena sebelum perang Asia Timur Raya berlangsung, Jepang sudah lebih dulu mendekati penduduk setempat dan kaum nasionalis di sana.

Jepang melakukan pendekatan untuk meyakinkan Jepang akan membebaskan Indonesia dari penjajahan.

Ketika Jepang datang ke Enrekang, masyarakat lokal juga menyambut baik karena ada anggapan bahwa tentara Jepang adalah penyelamat mereka.

Di awal kedatangan Jepang, perilaku tentara Jepang baik, bahkan banyak ada pembagian bahan makanan seperti gula pasir, susu, sabun, dan masih banyak lagi.

Pihak Jepang selalu melakukan propaganda bahwa Nippon dan Indonesia adalah satu kesatuan dan saudara.

Jepang enggak melakukan banyak perubahan di pemerintahan Hindia Belanda selain mengubah namanya jadi menggunakan istilah Jepang.

Selain itu, Jepang juga mengganti pejabat Eropa dengan orang Jepang, misalnya Ken Karikan (Asisten Residen) dan Bunken Karikan (kontroleur/ setara bupati).

Pejabat lokal yang dipekerjakan semasa Hindia Belanda tetap dipekerjakan, sebagai kepala distrik atau Suco.

Bendera merah putih diizinkan berkibar tapi bersamaan dengan bendera Jepang.

Selain itu, lagu Indonesia Raya juga boleh dinyanyikan bersamaan dengan lagu kebangsaan Jepang.

Baca Juga: Dampak Pendudukan Jepang di Bidang Sosial Budaya, IPS Kelas 8 SMP