GridKids.id - Kids, di artikel tentang Jerman sebelumnya kamu sudah diperkenalkan dengan Kekaisaran Romawi Suci, ya.
Nah, masih mengacu sumber buku yang sama yaitu "Peradaban Jerman" karya Ulin Nikmah, kamu akan melanjutkan pembahasan tentang kolonisasi Jerman ke Daerah Timur.
Kolonisasi ke Daerah Timur ini merupakan fenomena perantauan dan menetapnya bangsa Jerman di daerah Eropa Timur.
Di kawasan itu, suku bangsa asli yang tinggal di sana sebelumnya sejak abad-12 adalah bangsa Slavia, Baltik, Rumania, dan Hongaria.
Kolonisasi ulang oleh suku Jermanik ini terjadi di kawasan timur sungai Elbe dan Saale.
Ketika itu kawasannya dihuni oleh suku bangsa Slavia dan Polabia.
Di kawasan yang sama tepatnya di Styria dan Carinthia di mana bangsa Slovenia tinggal terjadi migrasi bangsa Jerman pada abad Pertengahan.
Proses kolonisasi ulang ini bermula sejak abad ke-11 dan tiba di puncaknya pada awal abad-13.
Gerakan yang berbeda-beda ini kadang bersifat militaristik tapi kadang juga bisa bersifat damai tergantung pada situasi dan kondisinya.
Di pertengahan abad-14 misalnya proses kolonisasi agak terhambat ketika wabah pes terjadi.
Pada saat yang bersamaan daerah-daerah terbaik untuk dijadikan tempat bermukim telah lebih dulu ditempati.
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Negara Jerman: Kekaisaran Romawi Suci (843 - 1806 M)
Kolonisasi dan Tumbuhnya Paham Nasionalisme di Jerman
Meski kondisi sempat berjalan kurang lancar, banyak pemimpin setempat, dari bangsa Slavia, Pomerania, dan Silesia yang mengundang bangsa Jerman untuk tinggal menetap di daerah mereka pada akhir abad pertengahan, Kids.
Di abad-19, pengakuan akan fenomena kependudukan yang kompleks ini muncul bersamaan dengan paham nasionalisme di Jerman.
Konsep Pan-Jermanisme dan Drang nach Osten (menyebar ke Timur) mendorong munculnya konsep Lebensraum.
Pan- Jermanisme merupakan gerakan atau paham untuk menyatukan politik semua orang yang berbahasa Jerman atau kelompok satu rumpun Jermanik.
Hasil dari gagasan-gagasan tentang nasionalisme ini menghasilkan pemikiran tentang bangsa Slavia yang mengalami kejahatan kemanusiaan dari kelompok Nazi.
Pada momen Perang Dunia II dan masa-masa setelahnya, orang Jerman yang ada di sebelah timur garis Oder-Neisse (batas antara Jerman dan Polandia) diusir.
Hal ini memicu pembatasan bahasa Jerman makin sempit dan kecil ketimbang yang ada di abad 10 silam.
Terjadi juga pembersihan etnik oleh kaum Stalinis Slavia pasca Perang Dunia II berakhir.
Hal ini seolah mengulang kembali upaya kolonisasi daerah-daerah Slavia dan Baltik yang pernah dilakukan oleh bangsa Jerman di masa sebelumnya.
Meski begitu sebagian besar daerah yang dikolonisasi oleh bangsa Jerman masih tetap menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Jerman.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.