Find Us On Social Media :

Perlawanan Rakyat Nusantara terhadap Kolonialisme setelah Abad Ke-19, Sejarah Kelas XI SMA

Salah satu perlawanan rakyat yang paling memusingkan Belanda adalah Perang Diponegoro 1825-1830.

GridKids.id - Halo, Kids, di artikel Belajar dari Rumah (BDR) materi Sejarah XI SMA kali ini kamu masih akan membahas perlawanan rakyat nusantara melawan VOC.

Di artikel sebelumnya kamu sudah belajar bersama tentang perlawanan rakyat nusantara sebelum abad ke-19.

Nah, kali ini kamu akan melanjutkan bersama-sama GridKids tentang pembahasan sebelumnya namun di fase yang berbeda, nih, Kids.

Artikel kali ini akan mengajakmu melihat seperti apa perlawanan rakyat nusantara terhadap kolonialisme setelah abad ke-19.

Di akhir abad ke-18, VOC mengalami kemunduran hingga kebangkrutan yang menyebabkan kongsi dagang Belanda ini harus bubar.

Nusantara yang kala itu telah lama berada di bawah VOC lalu beralih dalam pengawasan pemerintah Belanda langsung.

Hal ini sebenarnya tetap enggak mengubah tindak kolonialisme di nusantara, Kids.

Situasinya malah berubah menjadi jauh lebih eksploitatif daripada yang sudah-sudah.

Yuk, simak uraian lengkap tentang perlawanan rakyat nusantara terhadap praktik kolonialisme setelah abad ke-19!

Perlawanan Rakyat Nusantara di Setelah Abad- 19

a. Maluku

Baca Juga: Perjuangan Kapitan Pattimura, Pahlawan Nasional Indonesia dari Maluku

Memasuki abad ke-19, Maluku yang telah sejak lama menjadi rebutan bangsa Eropa karena rempah-rempahnya mulai melawan penjajah karena enggak ingin Belanda kembali menguasai wilayah mereka.

Ketika Inggris berkuasa di Hindia Belanda, praktik monopoli dan kerja rodi enggak diterapkan tapi setelah penandatanganan Traktat London di 1817, Belanda kembali memberlakukan monopoli cengkeh dan kerja rodi.

Hal ini mendorong banyak pemuda Maluku yang dipaksa menjadi tentara untuk bertugas di Pulau Jawa, Kids.

Kapitan Pattimura dan Martha Christina Tiahahu adalah dua tokoh perlawanan terhadap kolonialisme di Maluku.

Sering sekali kedua tokoh ini terlibat pertempuran hebat dan berhasil menguasai Benteng Duurstede milik Belanda.

Meski begitu heroik, perjuangannya harus berakhir setelah akhirnya Belanda berhasil melumpuhkan dan menangkap keduanya.

b. Jawa

Rakyat Jawa Tengah dan Jawa Timur terlibat dalam perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro di 1825-1830.

Belanda mengakui bahwa Perang Jawa adalah salah satu perang paling sulit, rumit, dan menguras keuangan Belanda.

Perang ini bahkan bisa mendorong kebijakan tanam paksa di paruh kedua abad-19, Kids.

Banyak dukungan untuk Pangeran Diponegoro untuk melakukan perlawanan ini, mulai dari para ulama, istana dan segenap rakyat Yogyakarta.

Baca Juga: Sejarah Perang Diponegoro pada Masa Kolonial Belanda, Materi IPS Kelas 8

Berawal dari tindakan Belanda yang memasang patok jalan melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro dan tindakan yang sering sewenang-wenang pada aturan Istana dan penduduk pribumi, dimulailah perlawanan rakyat Jawa dipimpin oleh Pangeran Diponegoro.

Pada 1827, Belanda menerapkan siasat perang Benteng Stelsel yaitu pendirian Benteng di tiap daerah yang berhasil dikuasai untuk mengawasi sekitar.

Meski begitu, taktik benteng stelsel ini tetap enggak bisa membendung perlawanan Pangeran Diponegoro, Kids.

Belanda baru berhasil menang setelah melakukan tipu muslihat dengan menawarkan perundingan damai.

Perundingan damai itu hanya akal-akalan Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro.

Setelah pemimpin ditangkap, para pasukan Diponegoro juga kehilangan arah untuk meneruskan perlawanan terhadap Belanda.

c. Sumatera

Perlawanan rakyat pada Belanda di Sumatera terjadi di Palembang di bawah pimpinan Sultan Mahmud Badaruddim.

Ambisi Belanda untuk menguasai Palembang dan Kepulauan Bangka Belitung didasari oleh kekayaan alam melimpahnya.

Pergantian kekuasaan akibat Perjanjian Tuntang membuat Inggris fokus untuk mengurus Pulau Jawa.

Serangan dilakukan ke sisa garnasium Belanda yang ada di Palembang sampai akhirnya Belanda berhasil menangkap Sultan Mahmud Badaruddin dan mengasingkannya ke Ternate.

Baca Juga: Kekuasaan Kolonial di Nusantara dan Perlawanan Rakyat, Sejarah XI SMA

Selain di Palembang, perlawanan rakyat juga terjadi di Sumatera Barat yang dikenal dengan Perang Padri.

Perang ini terjadi di wilayah Kerajaan Pagaruyung akibat adanya konflik internal antara kaum adat dan kaum Padri (Ulama).

Kaum Padri menginginkan agar kaum adat berhenti berjudi sabung ayam hingga mabuk-mabukan.

Konflik antara dua kaum ini sudah terjadi sejak awal abad ke-19 dan berlangsung selama dua dekade.

Belanda lalu melancarkan politik adu domba dengan mengajak kerja sama Kaum Adat untuk melawan kaum Padri.

Perang Padri berlangsung selama tujuh belas tahun dan pada akhirnya Tuanku Imam Bonjol berhasil merangkul kaum adat untuk melihat bahwa Belanda berusaha memecah belah rakyat.

Di Sumatera Utara, perlawanan terhadap penjajah berjalan di bawah Sisingamangaraja XII DI 1870-1907.

Perlawanan rakyat Tapanuli ini didasari oleh pembentukan Pax Neerlandica yang menjadi ambisi Belanda untuk menjajah Tapanuli dan menguasai Nusantara.

d. Bali

Rakyat Bali juga melakukan perlawanan ketika Belanda memprotes Hak Tawan Karang, salah satu kebijakan Kerajaan Bali.

Kebijakan ini memberi hak untuk kerajaan-kerajaan Bali mengambil juga merampas muatan kapal asing yang terdampar di perairannya.

Baca Juga: 10 Peristiwa Penting Perlawanan Rakyat Terhadap Masuknya Pengaruh Bangsa Barat di Nusantara

Hak Tawan Karang ini memicu perang puputan Margarana atau perang habis-habisan antara kerajaan-kerajaan Bali yang dipimpin I Gusti Ketut Jelantik melawan Belanda.

e. Kalimantan

Perlawanan rakyat Kalimantan dikenal dengan Perang Banjar yang berlangsung cukup lama yaitu sejak 1859 - 1905.

Monopoli perdagangan Belanda di Kalimantan dianggap sangat merugikan pedagang pribumi.

Beban pajak dan kewajiban rodi terhadap rakyat juga memberati rakyat, ditambah Belanda ikut campur di urusan internal Kerajaan Banjar sehingga mendorong rakyat melawan.

Pangeran Antasari dalah tokoh perlawanan rakyat Kalimantan terhadap Belanda.

Pasukan Pangeran Antasari berhasil menyerang pos-pos pertahanan Belanda dan Benteng Belanda di Tabanio.

Enggak hanya itu, pasukan Pangeran Antasari juga berhasil menenggelamkan kapal-kapal Belanda yang ada di perairan Kalimantan.

Pertanyaan:
Siapa saja tokoh perlawanan rakyat Maluku yang berjuang melawan kolonialisme?
Petunjuk, cek lagi page 1.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.