Find Us On Social Media :

3 Teori Terkenal tentang Proses Pembentukan Bulan Satelit Alami Bumi

Bulan disebut terbentuk secara alami karena pernah ada tubrukan dengan planet Bumi yang baru terbentuk. Benarkah begitu?

GridKids.id - Bulan sebagai satelit alami Bumi adalah benda langit yang mengorbit pada Bumi kita.

Tahukah kamu seperti apa awal dari terbentuknya Bulan itu, Kids?

Sebenarnya sampai saat ini pertanyaan itu belum bisa dijawab dengan pasti, lo, Kids.

Hingga kini yang ada hanyalah teori-teori tentang pembentukan bulan seperti giant impact hypothesis, co-formation theory, juga capture theory.

Dilansir dari laman kompas.com, berikut adalah uraian penjelasan tentang teori-teori tentang terbentuknya Bulan menurut para ilmuwan, di antaranya:

Teori tentang Terbentuknya Bulan

1. Giant Impact Hypothesis

Hipotesis yang satu ini dianggap sebagai salah satu yang berlaku dan diakui oleh berbagai ilmuwan juga komunitas ilmiah.

Teori ini berpendapat bahwa Bulan terbentuk ketika ada benda langit yang menubruk Bumi Purba.

Sama halnya seperti planet lain, Bumi terbentuk dari sisa awan debu dan gas yang mengorbit pada Matahari muda.

Pada awal pembentukan tata surya, ada banyak tubrukan dan kondisi yang enggak pasti di alam semesta yang sangat luas.

Baca Juga: Apakah Bulan akan Mengorbit Planet Bumi Selamanya?

Tinggi kemungkinan ada benda langit yang orbitnya enggak beraturan menabrak Bumi tak lama setelah planet Bumi terbentuk.

Benda langit itu diperkirakan sebagai Theia, ukurannya sebesar Mars dan menubruk Bumi membuat potongan kerak planet muda menguap ke angkasa luar.

Gaya gravitasi juga lah yang mengikat partikel-partikel yang terlontar bersama-sama lalu menciptakan Bulan yang mengorbit pada Bumi.

Teori ini juga menjelaskan bahwa material Bulan sebagian besar terdiri dari elemen yang lebih ringan dari material yang ditemukan di Bumi.

2. Co-formation theory

Teori ini percaya kalau Bulan terbentuk di waktu yang sama ketika Bumi kita terbentuk.

Pada 2012, Robin Canup dari Southwest Reasearch Institure di Texas mengusulkan bahwa Bumi dan Bulan terbentuk di waktu yang bersamaan.

Momentum itu bisa terjadi ketika ada dua benda langit besar yang ukurannya lima kali planet Mars saling bertabrakan.

Gravitasi menyebabkan materi di tata surya awal saling menarik dan saling terikat bersama dan membentuk Bumi.

Teori ini juga percaya bahwa komposisi Bumi dan Bulan sangat mirip.

Meski nyatanya begitu, materi di Bulan jauh lebih padat dari Bumi kita.

Baca Juga: 4 Alasan Eksplorasi Bulan Lebih Masuk Akal Ketimbang Pergi ke Mars

 3. Capture theory

Teori ini percaya bahwa Bumi punya gravitasi untuk menarik benda langit yang lewat.

Planet-planet dengan satelit alami lainnya Tata Surya lainnya juga punya kemampuan yang sama.

Teori tangkap percaya bahwa benda berbatu terbentuk di tempat lain di Tata Surya bisa ditarik ke orbit dekat Planet Bumi.

Berbeda dengan co-formation theory yang diuraikan sebelumnya, teori ini menjelaskan perbedaan komposisi Bumi dan Bulan.

Bentuk pengorbitnya aneh dan enggak Bulat seperti yang ditemukan pada Bulan.

Jalurnya enggak sejajar dengan ekliptika planet Induknya, enggak seperti Bulan.

Di antara ketiga teori pembentukan Bulan ini, teori pertama atau Giant Impact Hypothesis dianggap jadi teori yang setidaknya lebih bisa menjawab pertanyaan yang muncul tentang pembentukan Bulan. 

Meski tentunya sampai saat ini belum ada jawaban yang pasti tentang pertanyaan terkait Bulan dan proses awal mulanya. 

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.