Find Us On Social Media :

Mengenal Enuma Elish, Karya Sastra Mesopotamia tentang Penciptaan Bangsa Babilonia

Enuma Eilish adalah salah satu karya sastra mesopotamia yang menceritakan tentang awal mula penciptaan bangsa Babilonia.

GridKids.id - Hai, Kids, kembali lagi bersama GridKids untuk membahas tentang peradaban tertua yaitu peradaban Mesopotamia.

Pada artikel sebelumnya kamu sudah belajar tentang peradaban sumeria yang jadi salah satu peradaban awal di kawasan Mesopotamia.

Kali ini kamu akan diajak mengenal tentang karya sastra Mesopotamia.

Dalam buku berjudul Peradaban Mesopotamia (2019) karya Dewi Nurhayati, menyebut bahwa karya sastra peradaban ini sudah lama muncul, bahkan dari periode yang jauh lebih tua dari teks-teks Alkitab.

Inilah yang membuat teks-teks Alkitab juga bergantung pada sastra Mesopotamia ini.

Karya-karya sastra Mesopotamia ini terdapat di perpustakaan kuno di Nineveh.

Bentuk karya sastranya dituliskan di lempeng-lempeng tanah liat yang tersimpan rapi di perpustakaan tersebut.

Ada beberapa karya sastra mesopotamia yang terkenal, salah satunya adalah Enuma Elish.

Lalu, seperti apakah karya sastra Enuma Elish yang terkenal dari Peradaban Mesopotamia?

Karya Sastra Enuma Elish

Enuma Elish merupakan seorang sastrawan besar yang mengisahkan tentang penciptaan orang Babilonia Kuno.

Baca Juga: Kepercayaan dan Kebudayaan Bangsa Sumeria, Penduduk Awal di Kawasan Mesopotamia

Karya sastranya diwujudkan lewat 7 lempengan tanah liat dengan teks berupa sajak.

Pengisahan karya sastra Enuma Elish disebut punya persamaan dan perbedaan dengan kisah penciptaan yang termuat dalam Alkitab.

Karya sastra ini menceritakan tentang Dewa Apsu dan Dewi Tiamat.

Dewa Apsu adalah jelmaan dari air laut yang tawar.

Sedangkan Dewi Tiamat adalah jelmaan sari pati garam laut.

Dewa-Dewi inilah yang nantinya akan melahirkan banyak dewa dan dewi.

Dewa-Dewi yang dilahirkan itu akan tumbuh dan berubah jadi sosok yang jahat sehingga Dewa Apsu memutuskan untuk memusnahkan anak-anaknya.

Namun, sebelum rencanya terlaksana, salah satu Dewa mengetahui rencana Dewa Apsu ini.

Dewa yang mengetahui rencana sang ayah adalah Dewa Ea (Dewa Hikmat), langsung membunuh sang ayah dan mengangkat Marduk sebagai Panglima Tentara.

Perang antara Marduk dan Dewi Tiamat

Kematian Dewa Apsu membuat Dewi Tiamat sangat marah.

Baca Juga: Awal Peradaban Sumeria, Peradaban yang Lahir di Antara Sungai Eufrat dan Tigris

Kemarahan yang sangat besar ini menciptakan banyak makhluk yang aneh dan buas.

Makhluk-makhluk menyeramkan itu ditugaskan untuk membunuh Dewa Ea.

Tak hanya itu, Dewi Tiamat juga mengangkat Kingu sebagai panglima tentaranya.

Marduk dan Kingu lalu saling berperang dengan pihak Marduk sebagai pemenang.

Marduk berhasil membunuh Dewi Tiamat dan Kingu, dan bisa memulai proses penciptaannya.

Tubuh Dewi Tiamat dibagi menjadi dua bagian, sebagian menjadi Bumi, sebagian lagi menjadi langit

Marduk juga menciptakan Matahari untuk menyinari siang, dan Bulan untuk menyinari malam.

Darah yang mengalir dari Kingu menjadi penciptaan manusia.

Di akhir kisah pada lempengan ke tujuh, Marduk diangkat jadi kepala dewa-dewi di Babilonia.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.