Input sungai dan daratan yang memberikan sejumlah signifikan karbon organik ke sedimen pesisir dan paparan benua.
Proses produksi karbon organik dalam sedimen laut bisa dipengaruhi beragai faktor, seperti tingkat produktivitas primer, ketersediaan nutrien, suhu, dan kondisi oksigen di lingkungan perairan.
Penyimpanan Karbon Jangka Panjang
Karbon organik dalam sedimen laut terisolasi dari atmosfer dalam jangka waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan karbon organik di ekosistem laut yang aktif.
Sebab, hal tersebut disebabkan karena faktor kurangnya oksigen, kondisi lingkungan yang lebih stabil, serta laju dekomposisi yang lebih rendah di dalam sedimen laut.
Selain itu, karbonat terbentuk lewat proses pengendapan kalsium karbonat yang berasal dari organisme laut seperti moluska, foraminifera, dan karang.
Proses ini melibatkan terserapnya karbon dioksida atmosfir ke kolom air laut, lalu reaksi kimiawi karbon dioksida dalam air laut dan tersimpannya dalam bentuk mineral karbonat.
Emisi Karbon akibat Gangguan Sedimen Laut
Pada zona ekonomi eksklusif (ZEE) diketahui cadangan karbon sedimen adalah 6.764 MgC/ km2. Kawasan paparan benua memiliki cadangan karbon sebanyak 18.666 MgC/ km2, hampir tiga kali lipat dari wilayah ZEE.
Jika Indonesia memiliki wilayah ZEE 6,2 juta km2, maka potensi cadangan karbon yang disimpan pada area ZEE Indonesia adalah 41,7 petagram karbon.
Indonesia tercatat memiliki wilayah laut dangkal 2 juta km2. Maka, cadangan karbon sedimen pada laut dangkal Indonesia mencapai 22,7 petagram karbon.
Baca Juga: Batuan Sedimen: Beku, Sedimen, Metamorf dan Proses Terjadinya