Find Us On Social Media :

Gunung Everest Dianggap Berbahaya untuk Pendakian, Mengapa Begitu?

Pendakian Gunung Everest dianggap berbahaya bagi keselamatan pendaki.

Dampak penyakit yang dialami di Gunung Everest

Ada beberapa gejala penyakit ketinggian bisa menyerang meliputi mual, sakit kepala, pusing, dan kelelahan.

Meski begitu, penyebab utama dari penyakit ketinggian ini adalah kekurangan oksigen.

Di Perkemahan Pangakalan Everest di Gletser Khumbu yang terletak di ketinggian 5.400 meter, kadar oksigen sekitar 50 persen dari kadar oksigen di permukaan laut.

Hal ini akan kembali turun menjadi sepertiga di puncak Everest.

Penurunan tekanan barometrik dan oksigen yang bisa kita dapatkan memiliki efek yang sangat merusak otak dan tubuh.

Menurut National Health Service (NHS), jika seseorang mengalami penyakit ketinggian ringan, mereka tidak boleh naik lebih tinggi lagi selama 24 hingga 48 jam.

Bila gejala awal enggak membaik dan makin memburuk, NHS menyarankan untuk turun 500 meter dari ketinggian awal.

Untuk itu, penting bagi kita memerhatikan faktor risiko berbahaya terhadap kesehatan saat melakukan pendakian.

Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia. Jika seseorang ingin melakukan pendakian hingga ke puncak, ia akan mengalami penyakit ketinggian yang parah.

Baca Juga: Mencapai 8.000 Meter, Berikut 10 Daftar Gunung Tertinggi di Dunia