Find Us On Social Media :

Asal-Usul Ketupat, Pengganti Nasi yang Jadi Ikon Hari Lebaran

Ketupat adalah salah satu sajian makanan yang ikonik dan identik dengan hari raya Idul Fitri.

Para Wali mencoba melakukan pendekatan kultural dalam mendekatkan diri pada budaya agraris yang terletak di kawasan tengah atau pedalaman.

Ketupat yang dibuat dari beras dan ditanak dalam janur kelapa jadi perlambangan simbolnya. 

Ketupat enggak hanya jadi sajian lebaran tapi simbol akulturasi budaya dua kawasan wilayah yang berbeda unsur kepercayaan dan kebudayaan, nih, Kids.

Ketupat adalah cerminan kepercayaan masyarakat Jawa pedalaman yang bercorak agraris dengan sosok Dewi Sri.

Dewi Sri adalah dewi pertanian dan kesuburan yang dianggap sebagai pelindung kehidupan masyarakat Jawa.

Sosok Dewi Sri sudah dimuliakan sejak zaman kerajaan kuno yang bercorak agraris seperti Padjajaran dan Majapahit.

Dengan diciptakan dan digunakannya ketupat dalam perayaan lebaran Islam, Dewi Sri dihadirkan dalam bentuk lain yaitu dalam simbol ketupat yang menaungi berbagai unsur kebudayaan.

Enggak sekedar hanya perbedaan wilayah dan kebudayaan tapi, juga memerhatikan keyakinan masyarakat lokal setempat yang belum memeluk Islam.

Baca Juga: Asal Muasal Istilah Lebaran, Ketupat, dan Mudik, Ternyata Bukan dari Bahasa Indonesia

Filosofi Ketupat Hari Raya

Ketupat menyebar dan jadi bagian kebudayaan kuliner berbagai daerah di Indonesia.

Ketupat dikenal dengan sebutan berbeda-beda, misalnya di Jawa dan Sunda dikenal dengan kupat.