GridKids.id - Planet Mars adalah salah satu planet tata surya yang terdekat jaraknya dengan Bumi.
Jarak planet Mars adalah 181,84 juta km, sedangkan planet tetangga Bumi lainnya yaitu Venus berjarak sekitar 200, 16 juta km.
Mars merupakan planet yang terlihat berwarna oranye kemerahan dan memiliki kesan gersang dan tandus.
Kala rotasi planet Mars hampir mirip dengan kala rotasi Bumi yaitu 24,6 jam sehari dengan kala revolusinya hampir dua kali kala revolusi Bumi yaitu 687 hari.
Sumbu rotasi Mars miring sekitar 25 derajat dari orbitnya sehingga planet ini punya lebih banyak musim yang berlangsung lebih lama dari yang terjadi di Bumi.
Mars menjadi salah satu planet yang diperkirakan bisa menjadi alternatif tempat tinggal ketika Bumi enggak lagi layak untuk dihuni.
Dilansir dari laman infoastronomy.org, sekitar 3,5 juta tahun yang lalu, iklim di Mars berubah drastis dari hangat dan basah menjadi kering dan dingin.
Bukti perubahan ilmiah ini berhasil ditemukan oleh ahli geologi dari Brown University.
Temuan perubahan iklim yang ekstrem ini juga menandai sebuah bukti bahwa di masa lampau pernah ada microenvironment atau lingkungan hidup mikro di planet merah ini.
Bukti ini ditemukan dalam bentuk gundukan mineral yang berada di bawah lereng bekas gunung berapi.
Gundukan ini diperkirakan sudah terbentuk sekitar 3,5 juta tahun yang lalu dan diidentifikasi sebagai silika hidrat (hydrated silica).
Baca Juga: Beragam Fakta Menarik Planet Mars, Benarkah Bisa Dihuni Manusia?
Bukti Ilmiah tentang Kehidupan di Planet Mars
Silika hidrat yang ditemukan tertimbun di bawah lereng ini menjadi indikasi bahwa pernah ada air di planet merah ini.
Lokasi gundukan ini menandakan adanya sebuah lingkungan hidrothermal, meski sampai saat ini belum ditemukan semburan air atau sumber air panas di planet ini.
Makalah ilmiah yang dipublikasikan di Nature Geoscience oleh J.R. Skok dari Brown University mengungkap bahwa keberadaan gundukan mineral ini bisa menjadi zona layak huni (habitable zone).
Bentuk kehidupan di zona ini diperkirakan bisa jadi berupa koloni mikroba yang sudah punah dan membuatnya kini jadi kuburan mikroba.
Gundukan mineral ini terletak di zona permukaan yang ditemukan banyak bekas gunung berapi dan dikenal dengan Syrtis Major.
Syrtis Major adalah sisa dari periode Hesperian awal ketika sebagian besar planet Mars sudah mulai berubah menjadi dingin dan kering.
Sebelum temuan itu, silika hidrat pernah teridentifikasi oleh wahana Mars Exploration Rover Spirit milik NASA pada 2007.
Namun, temuan para ahli geologi dari Brown University ini menjadi temuan pertama yang ditemukan di sebuah lingkungan tetap dan bisa diketahui dari mana asalnya.
Unsur atau gundukan mineral ini diketahui enggak berpindah dari tempatnya selama jutaan tahun lamanya dan tetap berada di kawasan bekas gunung berapi setinggi 100 meter.
Silika ini bisa terurai, dipindahkan, dan terkonsentrasi oleh air panas atau uap air, temuan yang berhasil terpantau ini disebut mirip dengan yang ditemukan di Islandia.
Apabila temuan ini benar valid dan relevan, langkah selanjutnya merupakan pengembangan rekayasa lingkungan untuk mewujudkan alternatif planet layak huni di masa depan.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.