Find Us On Social Media :

Sejarah Nasi Timbel Khas Sunda, Dulunya Bekal Makan Siang Para Petani

Nasi timbel adalah salah satu kuliner khas Jawa Barat yang berupa nasi yang dibungkus daun pisang disajikan bersama lauk pauk.

GridKids.id - Kids, pernahkah kamu mendengar salah satu sajian khas Sunda bernama nasi timbel?

Nasi timbel dalam bahasa Sunda disebut sebagai Sangu Timbel, yaitu kuliner nasi yang dibungkus menggunakan daun pisang dan dibentuk bulat lonjong mirip timbel alat pancing.

Dilansir dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, nasi timbel merupakan kuliner yang menggambarkan suasana pedesaan masyarakat Sunda.

Biasanya masyarakat Sunda yang akan bepergian jauh akan membawa nasi timbel sebagai bekal supaya lebih hemat dan praktis untuk disantap di perjalanan.

Dulunya nasi timbel adalah makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke bawah, karena kala itu peralatan makan seperti piring cukup sulit ditemukan sehingga digunakanlah daun sebagai alas makan.

Nasi timbel biasanya dihidangkan pada pagi hari sebagai sajian sarapan, menu makan siang, hingga disantap untuk makan malam.

Enggak hanya berbentuk lonjong, nasi timbel juga kini banyak dibentuk dalam kemasan daun pisang berbentuk segitiga dan segi empat.

Nah, nasi yang sudah dibungkus dengan daun pisang ini lalu disusun dan ditata dalam wadah disajikan bersama sayur asam, lauk ikan goreng (mujaer, gurami, atau ikan mas), tahu-tempe, sambal, dan lalapan.

Nasi timbel bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, bisa dibeli di warung makan atau membuatnya sendiri di rumah.

Nasi timbel yang dulunya kuliner masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Tapi, kini banyak restoran keluarga yang menyajikan nasi timbel versi lengkap yang dihargai dengan harga yang cukup merogoh kantong pembelinya.

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Nasi Langgi, Kuliner Nasi Khas Solo yang Kaya Cita Rasa

Lalu, seperti apa sih sejarah nasi timbel kuliner khas Sunda yang banyak digemari di restoran-restoran keluarga?

Sejarah Nasi Timbel khas Sunda

Selain jadi makanan rakyat tempo dulu, nasi timbel merupakan salah satu bekal makanan yang dibawa oleh para pejuang di arena pertempuran.

Nasi timbel juga diyakini sebagai salah satu menu makan siang yang biasanya dibawa oleh para petani yang bekerja seharian di sawah.

Nasi timbel yang dikemas dengan daun pisang dan dinikmati dengan lauk pauknya memang ditata dan dikemas supaya bisa dinikmati sebagai menu makan siang.

Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus sajian makanan khas masyarakat sejak dulu karena kandungan zat lilinnya yang bisa jadi pengawet alami untuk nasi.

Kandungan gizi nasi timbel yang dilengkapi dengan karbohidrat dari nasi, protein dari lauk-pauk, serat dari lalapan, juga vitamin dari sambal pelengkap disebut bisa jadi bekal makanan yang bergizi bagi orang-orang yang mengonsumsinya.

Jika kini banyak orang sangat menyukai menu makanan cepat saji karena praktis untuk mengonsumsinya, pada eranya nasi timbel pernah dianggap sebagai menu cepat saji dan serba lengkap sebagai sajian makan siang.

Menu nasi timbel yang lengkap gizinya mungkin bisa jadi pilihan makanan bergizi untuk makan siang ketika kamu berkunjung ke rumah makan khas Sunda.

Dari makanan yang terlihat sederhana, sebenarnya ada banyak filosofi dan makna yang menggambarkan kondisi lingkungan masyarakat kala itu.

Nasi timbel yang dibungkus daun pisang bisa dibawa dan dikonsumsi sebagai bekal dengan lebih fleksibel, karena alas makannya bisa langsung menggunakan pembungkusnya.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.