GridKids.ID - Setelah kita membahas ketimpangan sosial, kita akan menjawab pertanyaan soal mengapa ketimpangan pasar tenaga kerja banyak terjadi di Indonesia.
Seperti penjelasan sebelumnya, ketimpangan sosial terjadi karena ketidakseimbangan dan perbedaan dalam lingkungan masyarakat.
Nah dalam hal ini juga ketimpangan pasar tenaga kerja terjadi lantaran pekerja dengan keterampilan tinggi menerima gaji yang lebih besar, dan tenaga kerja lainnya hampir tak memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan mereka.
Hal ini mengakibatkan mereka terperangkap dalam pekerjaan informal dengan produktivitas rendah dan pemasukan yang kecil.
Ketimpangan pasar tersebut ditunjukkan dengan kurangnya tenaga kerja terampil di sektor industri.
Di satu sisi dan melimpahnya para pencari kerja yang justru tak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, pada sisi lain.
Berdasarkan hasil survei terhadap 30 negara sepanjang tahun 2013, Hays Global Skill Index menunjukkan adanya tren ketimpangan yang melebar antara kebutuhan perusahaan akan pekerja trampil atau ahli dan para pencari kerja.Kebutuhan tenaga kerja dan pengangguran sama-sama meningkat. Tapi, ironisnya, semakin banyak saja lowongan kerja di sektor industri yang tapi terisi.
Hays menggaris bawahi, pasar tenaga kerja sepanjang 2013 tak efisien. Hasil kajian Hays patut mendapat perhatian serius dari para pengambil kebijakan di negeri ini, mengingat masalah ketenagakerjaan di sini masih krusial.Hays merupakan konsultan terkemuka dunia yang selama ini sangat kredibel dalam bidang tata kelola sumber daya manusia (SDM) perusahaan dan lembaga birokrasi.
Pokok-pokok kajian lembaga ini umumnya menyangkut pengembangan profesi, perencanaan kompetensi ketenagakerjaan, bobot kerja, job establisment dan grade system, hingga aspek remunerasi.
Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Terjadinya Kesenjangan Ekonomi dan Contohnya, IPS Kelas 11
Untuk mengurangi terjadinya ketimpangan pasar tenaga kerja, seharusnya etos kerja harus diperbaiki.
Implikasi ketimpangan pasar tenaga kerja sebagaimana dilansir oleh Hays di atas sangat tampak pada “tertimbunnya” masalah ketenagakerjaan di Indonesia selama ini.