Proses pencemaran tersebut dikenal dengan polusi gen, misalnya pengembangan tanaman jagung transgenik yang tahan terhadap herbisida.
Jika jagung transgenik ini ditanam di lahan alami, maka serbuk sari bisa membawa gen jagung transgenik dan menyerbuki jagung alami.
Penyerbukan seperti ini membuat gen-gen pada jagung alami terkontaminasi dengan gen-gen dari tanaman jagung transgenik.
Tanaman transgenik biasanya merupakan tanaman unggul, yang membuat petani lebih cenderung menanam tanaman transgenik (monokultur) dan enggak lagi menanam tanaman lokal.
Akibatnya, tanaman lokal (bukan tanaman transgenik) akan menjadi langka yang mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah plasma nutfah.
Penggunaan tanaman transgenik bisa menimbulkan hama baru yang lebih kuat daripada hama sebelumnya dan bisa mengganggu keseimbangan ekosistem.
2. Dampak terhadap Kesehatan
Banyak masyarakat yang khawatir dengan pengembangan tanaman dan hewan transgenik bagi kesehatan manusia.
Hal ni dipicu oleh organisme transgenik yang terdapat kombinasi gen baru yang berpotensi dikonsumsi oleh manusia.
Hal ini dikhawatirkan bisa memicu munculnya penyakit pada orang-orang yang sensitif terhadap zat yang dihasilkan oleh organisme transgenik.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap tanaman kedelai transgenik yang mengandung gen dari kacang Brazil yang bisa memicu reaksi alergi pada orang tertentu yang sensitif terhadap kacang Brazil.
Baca Juga: Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan: Bidang Kesehatan, Materi IPA Kelas 9 SMP