GridKids.id - Kids, sebelumnya kamu sudah belajar tentang wujud perlawanan bangsa Indonesia terhadap pemerintah Hindia Belanda.
Pada buku materi IPS kelas 8 SMP Kurikulum Merdeka, dibahas tentang perlawanan terhadap Hindia Belanda.
Di antaranya adalah perang Aceh, perang Padri dan perang Diponegoro.
Nah, kali ini GridKids akan membahas tentang sejarah perang Dipenogoro, ya.
Perang Diponegoro berlangsung sekitar tahun 1825 sampai 1830.
Perang ini bermula di Yogyakarta dan meluas ke berbagai daerah di Jawa.
Bahkan, perang ini menjadi salah satu perlawanan terbesar terhadap pemerintahan kolonial Belanda.
Lantas, bagaimana latar belakang terjadinya perang Diponegoro? Yuk, kita cari tahu.
Latar Belakang Terjadinya Perang Diponegoro
Pada awal abad ke-19, Belanda mulai berkuasa di wilayah Surakarta dan Yogyakarta.
Kedatangan Belanda pun juga semakin memperburuk keadaan dua wilayah tersebut.
Baca Juga: Sejarah Perang Padri pada Masa Penjajahan Hindia Belanda di Indonesia
Melihat penderitaan rakyat akibat kekejaman Belanda, Pangeran Diponegoro akhirnya mulai mengambil tindakan.
Pangeran Diponegoro, yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo pun membulatkan tekad melakukan perlawanan.
Hal itu ditandai dengan patok-patok yang dipasang Belanda untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro.
Tindakan itu pun menyulut amarah Pangeran Diponegoro dan perang pun terjadi.
Meletusnya Perang
Perang Diponegoro meletus pada 20 Juli 1825.
Hal ini ditandai saat pasukan Belanda datang ke Tegalrejo untuk menangkap Pangeran Diponegoro.
Pada kejadian tersebut, Tegalrejo berhasil dibumihanguskan oleh Belanda.
Sementara itu, Pangeran Diponegoro terpaksa menyingkir ke Desa Selarong.
Serangan Balasan
Setelah mengungsi dan menyusun recana, Pangeran Diponegoro kembali menyerang.
Baca Juga: Perlawanan Nusantara terhadap Kongsi Dagang VOC, Materi IPS Kelas 8 SMP
Kali ini keraton Yogyakarta berhasil direbut kembali oleh pasukan Pangeran Diponegoro.
Kemudian disusul dengan kemenangan di beberapa daerah pada tahun-tahun awal berkobarnya Perang Diponegoro.
Pergerakan pasukan Pangeran Diponegoro pun meluas ke daerah Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang hingga Rembang.
Selama perang, Pangeran Diponegoro menerapkan strategi perang gerilya dan perang atrisi (penjemuan).
Akhir Perang Diponegoro
Pada 28 Maret 1830 menjadi akhir dari perang Diponegoro.
Kala itu, pasukan Pangeran Diponegoro didesak di Magelang oleh Jenderal de Kock.
Demi membebaskan sisa pasukannya, Pangeran Diponegoro akhirnya menyerahkan diri.
Hingga saat itu, Belanda berhasil membujuk Pangeran Diponegoro untuk menyerah.
Sampai akhirnya Pangeran Diponegoro kemudian ditangkap dan diasingkan ke Makassar hingga akhir hidupnya.
-----
Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.