Find Us On Social Media :

Mengapa Kita Menggunakan Pakaian Hitam Ketika Berkabung? #AkuBacaAkuTahu

Penggunaan pakaian hitam ketika menghadiri upacara kematian atau acara pemakaman sudah dilakukan sejak zaman Romawi Kuno.

GridKids.id - Kids, pernahkah kamu melihat scene film yang menunjukkan adegan berduka cita?

Biasanya pada upacara pemakaman yang ditunjukkan di film-film akan menggambarkan realita di dunia nyata juga.

Dalam sebuah upacara pemakaman ketika semua orang berkabung, orang-orang yang menghadiri pemakaman akan mengenakan pakaian berwarna hitam.

Tahukah kamu sejak kapan tren mengenakan busana atau pakaian berwarna hitam dimulai?

Dilansir dari kompas.com, ternyata tradisi mengenakan busana hitam di acara pemakaman sudah ada sejak masa Kekaisaran Romawi.

Kala itu masyarakat Romawi kuno akan mengenakan toga hitam atau busana dari kain sepanjang 6 meter yang dililitkan ke tubuh mereka.

Busana hitam panjang ini dikenal dengan sebutan toga pulla.

Busana ini umum dikenakan seseorang untuk meratapi kepergian atau kematian orang-orang yang disayangi.

Penggunaan busana atau pakaian dengan warna tertentu ketika berkabung tak hanya berkutat di warna hitam saja, lo, Kids.

Di berbagai negara juga punya kebudayaan atau kebiasaan berbusana untuk menunjukkan rasa berkabung dalam upacara kematian atau pemakaman.

Di India dan China, masyarakatnya akan mengenakan warna putih sebagai tanda kesucian.

Baca Juga: Kenapa Bendera Kuning Digunakan Sebagai Tanda Kabar Duka di Indonesia?

Sedangkan di Ghana dan Afrika Selatan masyarakat mengenakan pakaian berwarna merah pada upacara pemakaman.

Lalu di kawasan Asia Tenggara seperti di Thailand identik dengan warna ungu, sedangkan di Myanmar busana berkabungnya lekat dengan warna kuning dan biru.

Filosofi Busana Berkabung Warna Hitam

Pada Oktober 2014 silam diselenggarakan sebuah pameran bertajuk 'Death Becomes Her: A Century of Mourning Attire' yang diselenggarakan oleh Costume Institute Metropolitan Museum of Art di New York.

Pameran itu diselenggarakan untuk menilik mode-mode pakaian berkabung yang dipergunakan dalam acara-acara pemakaman dalam kurun seabad sejak 1815-1915.

Budaya mengenakan pakaian berkabung warna hitam pada upacara kematian berawal dari kebiasaan ratu Inggris yaitu Queen Victoria (1837-1901).

Sang ratu mengenakan pakaian hitam untuk menunjukkan duka mendalam atas kematian suaminya yaitu Prince Albert, pada 1861.

Sejak kematian suami tercintanya, sang ratu hanya mengenakan pakaian berwarna hitam selama 40 tahun hingga akhir hidupnya.

Apa yang dilakukan oleh sang ratu lalu menjadi kebiasaan atau tradisi yang juga dilakukan oleh masyarakat dari berbagai lapisan.

Bahkan orang-orang yang enggak punya pakaian hitam dan enggak mampu membelinya akan mencat pakaiannya dengan warna hitam sebagai bentuk berduka.

Budaya berkabung dengan busana warna hitam nyatanya adalah tradisi kerajaan yang menyebar ke masyarakat luas lewat media majalah fesyen kala itu.

Baca Juga: 22 Kosa Kata Bahasa Belanda tentang Pakaian serta Terjemahannya

Sang ratu Inggris adalah ikon fashion yang begitu diperhatikan kala itu.

Sehingga segala hal yang melekat pada sang ratu akan diikuti oleh publik.

Pakaian hitam yang dikenakan ketika menghadiri upacara kematian atau pemakaman dianggap sebagai bentuk rasa hormat pada keluarga yang sedang berduka karena kehilangan anggota keluarga yang dikasihinya.

Kebudayaan ini lalu enggak hanya menjadi tradisi di Inggris atau Eropa saja.

Namun hal ini mulai dilakukan masyarakat di berbagai belahan dunia lainnya ketika menghadapi momentum duka atau kematian dalam hidupnya.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.