Jutaan mikroorganisme di kulit manusia disebut dengan mikrobiota yang menjadi salah satu bakteri.
Penelitian menemukan bahwa saat seseorang memiliki bakteri berlebih, ia akan jadi sasaran nyamuk Anopheles gambiae atau spesies penyebar penyakit malaria.
2. Menghembuskan karbon dioksida
Setelah menghirup oksigen, manusia akan menghembuskan karbon dioksida yang punya panas dan kelembapan.
Karbon dioksida inilah yang membuat nyamuk suka menempel pada kulit manusia.
Byamuk akan mendeteksi karbon dioksida dengan sel saraf yang sensitif dan disebut neuron cpA.
3. Golongan darah
Golongan darah dan risiko seseorang digigit nyamuk juga kerap menjadi perbincangan.
Dikatakan bahwa orang yang punya golongan darah A lebih jarang digigit nyamuk.
Sedangkan pemilik golongan darah O punya risiko yang lebih besar digigit nyamuk.
Baca Juga: Hari Nyamuk Sedunia Diperingati Setiap 20 Agustus, Ini 5 Fakta Menarik Nyamuk Penyebab Malaria