Find Us On Social Media :

Dilakukan Setiap Tahun, Ini Asal-usul Mudik serta Sejarahnya

(Ilustrasi) ini asal usul kata mudik dan sejarahnya, simak penjelasannya.

GridKids.id - Mudik merupakan salah satu tradisi yang selalu dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri, Kids.

Umumnya masyarakat Indonesia ramai-ramai pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama saudara.

Setelah dua tahun tak diperbolehkan mudik, pada tahun ini masyarakat diizinkan untuk mudik namun dengan sejumlah syarat.

Lantas, bagaimana asal usul kata mudik dan sejarahnya? Yuk, kita cari tahu.

1. Asal-usul kata mudik

Menurut ahli bahasa, Pak Ivan Lanin, asal-usul mudik sudah ada sejak 1390.

Kata Mudik sendiri ditemukan pada naskah kuno bahasa Melayu.

Mudik dalam naskah tersebut memiliki arti pergi ke hulu sungai.

Kata tersebut sangat lekat dengan kata udik atau hulu sungai yang dilawankan dengan hilir.

Baca Juga: Layanan Mudik Gratis Lebaran Tahun 2022: Ini Daftar Kota Tujuannya

2. Makna berubah

Seiring perkembangan zaman kata "mudik" mengalami pergeseran makna, awalnya pergi ke hulu sungai, kini dimaknai pergi ke kampung.

"Dari arti awal 'pergi ke hulu sungai', kata ini mengalami perubahan makna 'pergi ke kampung' karena hulu sungai (pedalaman) dianggap identik dengan kampung asal," kata Pak Ivan Lanin.

Selain itu, kampung atau tempat asal bukan hanya merujuk pada wilayah kampung/desa saja melainkan bagian kota juga.

3. Sejarah mudik

Mudik sendiri sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit dan Mataram Islam.

Meski begitu mudik tak diketahui sejak kapan dilakukan, tetapi sejumlah ahli menyebut mudik sudah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam

Pada suatu ketika seorang pejabat ingin pulang ke pusat kerajaan guna menghadap raja dan akan mengunjungi kampung halaman.

Hal tersebut dikaitkan dengan fenomena yang kini dikenal mudik.

Baca Juga: Pemerintah Berikan Layanan Mudik Gratis 2022: Ini Syarat-syaratnya

"Selain berawal dari Majapahit, mudik juga dilakukan oleh pejabat dari Mataram Islam yang berjaga di daerah kekuasaan. Terutama mereka balik menghadap Raja pada Idul Fitri," kata Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Silverio Raden Lilik Aji Sampurno.

Meski begitu mudik baru dikenal ssbagai tradisi sekitar sekitar 1970-an dan kata ini menjadi sebutan untuk perantau yang hendak pulang kampung.

Dalam bahasa Jawa, Mudik akronim dari mulih dhisik atau pulang dahulu.

Pada suku Betawi sendiri memaknai mudik sebagai 'kembali ke udik'.

Udik berati kampung dalam bahasa Betawi sehingga mengalami penyederhanaan kata dari "udik" menjadi "mudik".

----

Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.