GridKids.id - Pemerintah Indonesia berupaya melakukan percepatan vaksinasi dosis kedua sesuai target untuk melancarkan proses transisi pandemi COVID-19 menjadi endemi.
Dilansir dari kompas.com, Bapak Presiden Joko Widodo terus mendorong pemerintah daerah untuk mengejar target vaksinasi kedua dan vaksinasi booster.
Hal ini melihat prosentase capaian vaksinasi di berbagai daerah banyak yang masih menunjukkan angka di bawah 60%.
Selain penerapan protokol kesehatan yang tetap tertib selama masa pemulihan COVID-19, aspek vaksinasi juga menjadi perhatian pemerintah untuk mengendalikan persebaran virus di tengah masyarakat.
Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, ada kurang lebih 20 juta masyarakat Indonesia yang belum memeroleh vaksin dosis keduanya pasca mendapatkan vaksin pertamanya dalam rentan waktu satu hingga lima bulan setelahnya.
Proses percepatan vaksinasi ini dilakukan berdasar saran beberapa ahli, untuk menyikapi sasaran drop out yang terlambat memeroleh vaksin dosis keduanya setelah disuntik untuk dosis pertama.
Beberapa penerima vaksin yang dianggap sebagai sasaran drop out bisa mengulangi vaksinasi primer dalam waktu lebih dari 6 bulan dengan platform berbeda dari vaksin yang diterima sebelumnya, dengan memerhatikan prioritas dan ketersediaan stok vaksin.
Penerima vaksin pertama yang enggak memeroleh vaksin dosis keduanya dalam jangka waktu 6 bulan bisa berpengaruh pada efikasi (tingkat kemanjuran) vaksin yang diterimanya.
Lalu, seperti apa perkembangan proses pemerataan vaksinasi COVID-19 dari kacamata pemerintah? Simak uraian lengkapnya di bawah ini.
Baca Juga: Wacana Vaksinasi Dosis Keempat di Indonesia, Begini Pendapat Kemenkes
Masyarakat Dihimbau Segera Lakukan Vaksinasi COVID-19
Menurut Pak Wiku, masyarakat saat ini dihimbau segera melengkapi perlindungan diri dengan melakukan vaksinasi baik dosis kedua maupun dosis ketiga (booster), khususnya bagi lansia dan orang-orang dengan komorbid.
Karena data menunjukkan bahwa angka kematian karena COVID-19 cukup tinggi ditemukan pada lansia dengan komorbid yang memiliki diabetes melitus, gagal ginjal, dan hipertensi (tekanan tinggi).
Masyarakat dihimbau enggak perlu khawatir dengan kualitas vaksin yang diberikan karena sudah terbukti aman, efektif, dan terjamin mutunya oleh pemerintah.
Beberapa daerah juga disebut sudah berhasil menurunkan level PPKM-nya dan diharapkan agar tetap konsisten dalam menjalankan pengendalian persebaran COVID-19 hingga situasi terus membaik ke depannya.
Pemerintah memberlakukan perpanjangan PPKM Jawa-Bali lewat Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 16 Tahun 2022, dan untuk wilayah non Jawa-Bali lewat Instruksi Menteri Dalam Negeri No.17 Tahun 2022.
Lewat kebijakan ini ada dua kabupaten yang masih berada di level 4 PPKM, yaitu Magelang (Jawa Tengah) dan Madiun (Jawa Timur).
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.