Menurut ahli virologi di University of Warwich, Prof Lawrence Young dalam Kompas.com, mengungkapkan bahwa rekombinasi ini muncul disebabkan lebih dari dari satu varian yang menginfeksi.
Ditambahkan juga bahwa varian ini merupakan produk rekombinasi yang beredar di populasi yang sama.
Ketika seseorang terpapar dua jenis virus atau lebih maka ada kemungkinan virus tersebut mengalami percampuran genetik sehingga menghasilkan virus baru.
Pada Januari 2022, para ahli menemukan adanya mutasi COVID-19 hibrida yang disebut Deltacron.
Varian baru tersebut ditemukan di laboratorium Siprus.
Sementara di Indonesia belum ada laporan terkait penemuan kasus varian Deltacron.
Di samping itu, para ahli meminta dunia enggak perlu khawatir mengenai temuan varian Deltacron.
Baca Juga: Bisakah Seseorang Terkena Reinfeksi COVID-19 Varian Omicron? Begini Penjelasan Ahli
Ini dikarenakan belum ditemukan bukti-bukti valid mengenai varian ini bisa berkembangbiak secara cepat atau sebaliknya.
Seberapa Bahaya Varian Deltacron?
Menurut penelitian masih diperlukan pengkajian lebih dalam mengenai varian Deltacron.