Find Us On Social Media :

Filosofi Kekuasaan dari Jajanan Semar Mendem, Kuliner Tradisional Khas Jawa

Semar mendem banyak ditemukan di daerah Yogyakarta dan Solo.

GridKids.id - Kids, jika kamu adalah salah satu penggemar jajanan tradisional pasti kamu akan menggemari panganan bernama semar mendem.

Semar mendem banyak ditemukan di daerah Yogyakarta dan Solo, Jawa Tengah.

Makanan ini terbuat dari beras ketan yang bagian tengahnya diisi dengan suwiran ayam atau abon daging sapi/ayam, lalu dibungkus dalam dadar telur berwarna kuning yang cantik.

Bentuknya mengingatkan kamu dengan lemper tapi bedanya lemper menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya.

Selain itu, semar mendem juga biasa dinikmati dengan tambahan saus santan yang disebut dengan areh.

Sama halnya seperti lemper, panganan semar mendem juga dianggap sebagai sajian makanan kecil yang cukup mengenyangkan karena terbuat dari beras ketan dan isian protein berupa suwiran atau abon daging ayam/sapi.

Lalu, gimana sih filosofi dari jajanan tradisional yang enggak hanya menarik tapi juga lezat ini? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, Yuk!

Filosofi Semar Mendem

Nama Semar diambil dari nama tokoh pewayangan yaitu Semar, yang digambarkan sebagai sosok titisan dewa yang sering mengajarkan kebaikan dan memberikan pencerahan untuk orang-orang yang ada di sekitarnya.

Semar memiliki perawakan yang gemuk dan suka sekali makan. Hal ini dikaitkan dengan bentuk dari panganan ini yang begitu padat dan mengenyangkan.

Baca Juga: Jadi Makanan Khas Mojokerto, Ternyata Onde-Onde Bukan Panganan Asli Indonesia

Arti dari makanan ini diharap kan seseorang yang memakan makanan ini maka seseorang akan terus ketagihan mengonsumsinya.

Jajanan ini digambarkan sebagai simbol pengingat bagi para pemimpin supaya enggak mendem atau mabuk dengan kekuasaan.

Jabatan tinggi yang dimiliki harusnya digunakan dengan bijak untuk menyejahterakan kehidupan rakyat.

Tak hanya jadi camilan tradisional, semar mendem juga banyak dijadikan oleh-oleh khas ketika berkunjung ke Yogyakarta, lo.

Jajanan tradisional ini mudah ditemukan di berbagai toko kue tradisional maupun modern dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu sekitar 2-3 ribu per buahnya.

Baca Juga: Begini Sejarah Sosis Solo, Camilan Favorit yang Terinspirasi Kuliner Eropa

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.