Ketika berada dalam situasi yang berbahaya, maka amigdala dalam otak akan memproses rasa takut yang dirasakan manusia.
Amigdala akan mengaktifkan sistem saraf dan mengirimkan sinyal ke area otak lain seperti hipocampus dan korteks prefrontal supaya bisa lebih waspada atau memulai mode fight atau flight.
Reaksi fight or flight ini akan melindungi atau menyelamatkan seseorang dari ancaman atau bahaya yang dihadapinya. Biasanya manusia akan memilih antara bersiap melawan bahaya atau menghindari bahaya itu.
Ketika respon fight or flight ini berlangsung beberapa organ seperti jantung, paru-paru, dan kelenjar adrenal juga akan bekerja dengan lebih cepat.
Ketika hal ini terjadi seseorang mungkin akan merasakan detak jantungnya berubah lebih cepat, napas yang berubah tersengal-sengal sebagai respon pelepasan hormon adrenalin oleh kelenjar adrenal.
Di saat yang sama, otak akan memberi tahu bagian tubuh lain untuk bekerja lebih lambat.
Misalnya, ketika sedang takut, biasanya organ pencernaan akan bekerja lebih lambat sebagai bentuk mekanisme tubuh untuk menghemat energi dan fokus pada upaya menyelamatkan diri.
Reaksi ini akan terus terjadi hingga otak menghentikan proses pengiriman sinyal takut. Reaksi ini akan dimatikan ketika otak mencerna ancaman atau bahaya sudah hilang dan seseorang sudah berada dalam kondisi aman.
Hal yang menarik proses yang cukup kompleks dan rumit ini hanya terjadi dalam hitungan detik, lo, Kid. Keren banget, ya!
Baca Juga: Sering Dianggap Sama, Apa Perbedaan Fobia dan Rasa Takut? #AkuBacaAkuTahu
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.