Fluoresensi adalah terpancarnya sinar oleh suatu zat yang telah menyerap sinar atau radiasi elektromagnet lain.
Jadi, mineral fluoresen memancarkan cahaya tampak ketika terpapar sinar ultraviolet.
Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Melek Aslan dan rekan-rekannya, fluoresensi dapat terjadi karena zat tertentu.
Contohnya seperti elastin, kolagen, atau prekursor melanin yang ditemukan secara alami di kulit manusia, atau karena faktor eksternal seperti obat-obatan.
Hasil metabolisme obat-obatan dapat menumpuk di kulit dan menyebabkan fluoresensi.
Penjelasan dari Penelitian
Dari hasil penelitian, yang mengalami fluoresensi kuku adalah pasien COVID-19 yang mengonsumsi obat favipiravir.
Dari lima pasien COVID-19 yang diteliti, empat di antaranya menerima pengobatan favipiravir oral dan paracetamol khusus untuk COVID-19.
Empat pasien terdeteksi mengalami fluoresensi pada kukunya, meski dalam bentuk yang berbeda-beda.
Sementara satu orang yang enggak mengonsumsi obat favipiravir enggak mengalami fluoresensi tersebut.
Ini menunjukkan bahwa fluoresensi pada kuku disebabkan oleh penggunaan obat favipiravir.