Sejarah Nian Gao, Kue Keranjang yang Wajib Ada pada Perayaan Imlek

Nian Gao adalah kue keranjang yang jadi panganan perayaan tahun baru Imlek.

Nian Gao adalah kue keranjang yang jadi panganan perayaan tahun baru Imlek.

GridKids.id - Hari ini tepat pada 1 Februari 2022, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia merayakan Tahun Baru Imlek.

Perayaan Imlek enggak bisa dilepaskan dari ornamen dan sajian khas yang memeriahkan perayaan yang hangat ini.

Salah satu sajian kue yang populer ketika perayaan Imlek adalah kue keranjang atau Nian gao.

Kue keranjang terbuat dari tepung ketan dan gula merah yang dicampur air, diaduk hingga mengental sebelum dibentuk dan dikukus.

Teksturnya mirip dengan panganan dodol, itulah kenapa kue keranjang juga sering disebut sebagai dodol Cina.

Kue keranjang identik sebagai simbol peningkatan kemakmuran, hal ini juga ditampakkan pada susunannya yang ditata bertingkat dari bagian paling dasarnya yang melebar hingga bagian atas yang semakin mengerucut.

Kue ini disebut keranjang karena bentuk cetakannya yang mirip keranjang, biasanya kue ini dipersiapkan untuk sesaji bagi leluhur pada tujuh hari menjelang perayaan Imlek.

Kue ini biasanya enggak akan dimakan sampai perayaan Cap Go Meh atau malam ke-15 pasca perayaan Imlek.

Lalu, seperti apa sih sejarah dari panganan khas perayaan Imlek ini? Cari tahu sama-sama dalam uraian di bawah ini, yuk!

Baca Juga: Identik dengan Perayaan Imlek, Inilah 3 Cara Menikmati Penganan Kue Keranjang

Sejarah Kue Keranjang

Kue keranjang atau Nian Gao oleh masyarakat Tiongkok diyakini sebagai simbol kesejahteraan dan sudah dikenal sejak ribuan tahun kebudayaan Tionghoa berkembang.

Catatan sejarah menceritakan tentang kondisi tentara dan warga kota Wu yang terjebak tanpa makanan setelah kematian Wu Zixu/ Wu Yun (771-476 SM), Raja Kerajaan Wu.

Ketika itu orang-orang mengingat pesan dari Wu Xizu yang menyuruh mereka untuk menggali tanah di bawah tembok kota untuk mendapatkan makanan jika kondisi negara sedang kesulitan.

Para prajurit lalu menggali ke tempat yang diarahkan sesuai yang disampaikan Wu Xizu dan menemukan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.

Makanan inilah yang menyelamatkan banyak orang dari bencana kelaparan. Sejak itu, masyarakat membuat Nian Gao tiap tahun untuk memperingati jasa Wu Xizu yang berhasil menyelamatkan rakyat dari kelaparan.

Selain itu, kue keranjang juga dipercaya sebagai persembahan untuk Dewa Dapur yang menurut kepercayaan Tionghoa bertugas menjaga keluarga.

Nantinya sang Dewa akan melaporkan aktivitas atau perilaku dari keluarga yang dijaganya pada Dewa-Dewa di surga.

Inilah yang membuat masyarakat menyuguhkan Nian Gao pada Dewa Dapur supaya mulutnya menjadi lengket dan enggak bisa melaporkan keburukan yang ada pada sebuah keluarga ke Kaisar Langit.

Baca Juga: Penuh Makna, Pantas Saja 5 Jenis Makanan Ini Wajib Ada Ketika Imlek

Legenda lain tentang kue keranjang berkaitan dengan seorang monster bernama Nian yang suka memakan manusia.

Dulunya Nian mengonsumsi hewan-hewan, namun ketika musim dingin monster ini juga suka memakan manusia.

Suku Gao yang berkaitan dengan monster ini lalu membuat kue dari beras ketan sebagai persembahan.

Masyarakat berharap dengan memakan kue ini, Nian akan merasa kenyang dan enggak memangsa manusia lagi.

Nah, itulah uraian tentang sejarah dan legenda dari kue keranjang atau Nian Gao yang identik dengan perayaan tahun baru imlek.

Intinya kue ini oleh masyarakat Tionghoa diyakini sebagai simbol keselamatan dan harapan baik untuk setahun mendatang.

Baca Juga: Filosofi Hujan saat Perayaan Tahun Baru Imlek, Ternyata Jauh dari Mitos

 

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.