Berdasarkan uji klinik yang dilakukan BPOM, pemberian vaksin Zivifax umumnya bisa ditoleransi dan direspon tubuh dengan baik.
Namun, ada beberapa efek samping lokal yang biasanya dialami penerima vaksin, di antaranya:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau pada bagian yang disuntik
- Batuk Mual
- Diare (tingkat keparahan 1-2)
Baca Juga: BPOM Mengizinkan Lima Vaksin COVID-19 Menjadi Vaksin Booster, Apa Saja?
Efikasi (Tingkat kemanjuran) vaksin Zifivax
Vaksin Zifivax memiliki tingkat efikasi yang beragam dalam merespon atau melawan paparan virus COVID-19, seperti berikut:
- Tingkat efikasi pada varian Alfa mencapai 92,93%
- Tingkat efikasi pada varian Gamma mencapai 100%
- Tingkat efikasi pada varian Delta mencapai 77,47%
- Tingkat efikasi pada varian Kappa mencapai 92,93%
Tingkat efikasi di lapangan bisa berubah tergantung pada mutasi virus dan imunitas individual penerima vaksin yang tentunya berbeda-beda.
Prosentase efikasi mencapai 81,71% terhitung sejak tujuh hari mendapatkan vaksinasi lengkap dosis ketiga.
Prosentasi efikasi vaksin Zifivax menurut rentang usia, adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Dimulai Hari Ini, Presiden Gratiskan Vaksin Booster, Simak Alasannya
- Populasi usia dewasa (18-59 tahun) sebesar 81,5%
- Populasi lansia (>60 tahun) sebesar 87,6%
- Populasi Indonesia secara menyeluruh sebesar 79,88%
Pemberian vaksin Zifivax totalnya sebanyak tiga kali dengan dosis sebesar 25 mcg (0,5 mL) secara intramuskular (IM) atau injeksi pada otot tubuh.
Interval pemberian vaksin berselang 1 bulan (30 hari) dari pemberian suntikan pertama ke suntikan selanjutnya.
Baca Juga: Mampu Meningkatkan Sistem Imunitas Tubuh, Begini Cara Kerja Vaksin Booster
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.