GridKids.id - Kids, pernahkah kamu memperhatikan pemandangan hamparan sawah hijau atau kuning yang bertingkat-tingkat? Yap, itulah yang dinamakan dengan terasering.
Pemandangan terasering biasanya ditemukan di daerah-daerah dataran tinggi yang dikenal juga dengan istilah sengkedan atau sawah bertingkat.
Terasering dibuat di dataran tinggi karena efektif untuk bertanam di daerah yang bidang tanahnya miring.
Dengan begitu lahan yang ada bisa dimanfaatkan dengan lebih maksimal untuk bercocok tanam oleh petani, nih, Kids.
Tak hanya sebagai lahan efektif, terasering yang ditata sedemikian rupa juga bisa menjadi pemandangan yang cantik dan indah untuk dinikmati oleh orang-orang yang melewati atau mengunjunginya.
Baca Juga: 6 Ciri Masyarakat Agraris yang Berfokus pada Sektor Pertanian
Terasering memiliki beberapa fungsi, di antaranya menjaga kestabilan lereng, meminimalisir risiko erosi tanah, menampung air hujan, memudahkan perawatan lereng, hingga menjadi destinasi wisata alam.
Selanjutnya akan dijelaskan tentang berbagai jenis terasering yang perlu kamu tahu. Yuk, Kids, simak uraian lengkapnya berikut ini.
Jenis-Jenis Terasering
a. Teras Kredit
Teras ini sering ditemukan pada bentuk sawah-sawah yang terletak di lereng.
Bentuknya mirip batu sejajar kontur. Fungsinya sebagai penyambung antara saluran air dengan guludan tanah.
Untuk membuat jenis teras kredit tanah harus memiliki kedalaman di atas 30 cm dan berada di tingkat kemiringan lereng antara 3-10 persen.
Lokasinya juga harus memiliki daya resap air yang cukup tinggi dan enggak rawan longsor. Teras ini biasanya dibuat di daerah yang jarang mendapat hujan lebat.
Baca Juga: Materi Kelas 4 SD Tema 3, Penyebab Utama Terjadinya Tanah Longsor
b.Teras Datar
Teras datar dibuat seperti tanggul dengan bentuk yang sejajar konturnya. Bagian bawah dan atasnya biasanya dilengkapi dengan saluran air.
Untuk membuat teras ini diperlukan kondisi kedalaman tanah yang enggak lebih dari 30 cm dan memiliki kemiringan tanah sekitar 3 persen saja.
Teras ini biasanya berlokasi di daerah yang jarang hujan dan memiliki daya serap air yang cukup tinggi. Jenis tumbuhan yang ditanam pada teras ini biasanya merupakan tumbuhan musiman.
Teras datar berfungsi untuk menjaga tanah tetap lembab dengan adanya lapisan tanah sekaligus memperbaiki saluran air.
Baca Juga: Pengertian dan Perbedaan Rehabilitasi dan Mekanisasi, Kelas 5 SD Tema 2
c. Teras Bangku
Teras bangku adalah teras yang posisinya memotong lereng, sehingga terlihat miring ke arah belakang.
Inilah yang menyebabkan teras ini disebut dengan teras bangku, karena bentuknya yang terlihat seperti barisan bangku.
Teras ini juga dilengkapi dengan pembuangan air dan rumput-rumput yang ditanami di dalamnya.
Teras bangku dibuat dengan tanah yang memiliki daya serap air yang cukup rendah, dan perlu proses yang enggak mudah karena memerlukan kerja tangan manusia.
Baca Juga: Klasifikasi Tanah Berdasar Batuan Induknya, IPS Materi Kelas VII SMP
d. Teras Kebun
Teras ini dibuat dengan desain kontur yang sejajar sedangkan bagian lainnya dibiarkan sebagaimana kondisi aslinya.
Hal ini menunjukkan bahwa lahan yang terletak di tengah-tengah antara dua teras enggak diolah.
Tingkat kemiringan lerengnya bisa mencapai 30-50 persen dan digunakan sebagai lahan perkebunan. Tumbuhan yang ditanami di atasnya digunakan sebagai penutup tanah.
Baca Juga: Kunci Jawaban Materi IPA Kelas 9: Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan
e. Teras Saluran
Teras saluran dikenal dengan istilah parit buntu, karena bentuknya berupa lubang-lubang buntu yang fungsinya sebagai tampungan endapan tanah karena terjadi sedimentasi.
Syarat pembuatannya yaitu lereng harus memiliki kemiringan antara 3-10 persen dan kedalaman tanahnya lebih atau di atas 30 cm.
Tekstur tanah pada teras saluran kasar dan berdaya serap tinggi. Tumbuhan yang biasa ditanam di teras ini berupa tanaman yang berkayu.
Baca Juga: Enggak Punya Tanah yang Luas? Coba Menanam dengan Tanaman Hidroponik, Ini Manfaatnya
f. Teras Guludan
Teras ini memiliki bentuk guludan atau desain melintang pada lereng.
Tingkat kemiringan lerengnya antara 10-15 persen, dengan tingkat kedalaman tanah di atas 30 cm.
Teras guludan dibuat di atas tanah yang memiliki daya serap air yang tinggi. Teras guludan juga membutuhkan saluran air yang cukup aman untuk menampung adanya endapan hasil dari proses erosi.
Itulah penjelasan tentang terasering dan jenis-jenis yang banyak ditemukan dan digunakan di berbagai daerah dataran tinggi.
Baca Juga: Soal dan Jawaban Materi TVRI, Mengenal Pertanian, Kamis 24 September 2020
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.