Namun, setelah masuk dan berkembangnya Islam, kerajaan-kerajaan tersebut mengalami keruntuhan dan digantikan dengan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti Samudera Pasai, Demak, Malaka, dan lain-lain.
Pada sistem pemerintahan bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan. Berbeda pada masa sebelumnya, raja yang meninggal enggak lagi dimakamkan di candi tapi dimakamkan dengan cara Islam.
Baca Juga: Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia, Masjid, Keraton, Kerajaan
2. Bidang Sosial
Berbeda dengan agama Hindu, dalam Islam enggak mengenal aturan kasta. Islam meyakini bahwa semua manusia sama di mata Allah. Karena hal inilah Islam mudah diterima dan berkembang dengan pesat.
Nama-nama Arab juga sudah mulai banyak digunakan, seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Musa, Ibrahim, Hasan, Hamzah, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Peninggalan Kebudayaan Islam yang Masih ada Hingga Kini
Hal itu juga berlaku pada kosa kata yang juga mulai banyak digunakan, seperti rahmat, berkah (barokah), rezeki (rizki), ibadah, kitab, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan lain sebagainya.
Selain itu, mulai digunakan juga sistem penanggalan dari yang pada masa sebelumnya menggunakan kalender saka yang dimulai pada 78 M dan dikenal hari pasaran seperti legi, pahing, pon, wage, kliwon.
Setelah Islam berkembang, Sultan Agung raja dari Mataram Islam menciptakan sistem penanggalan Jawa yang bisa menghitung peredaran bulan dalam tahun hijriah.