Find Us On Social Media :

Terkenal Di Indonesia, Wedang Ronde Ternyata Hasil Perpaduan Budaya Jawa-Tiongkok

Wedang Jahe minuman tradisional.

GridKids.id - Kids, sekarang kita sudah memasuki musim penghujan nih?

Suhu yang semakin dingin di malam hari membuat kita selalu ingin mencari atau mengonsumsi sesuatu yang hangat. Salah satu minuman hangat yang populer di Indonesia adalah wedang Ronde.

Namun, tahukah kamu bahwa minuman hangat ini ternyata merupakan perpaduan kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan dari negeri Tiongkok?

Minuman tradisional wedang jahe ini memiliki manfaat kesehatan dan banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Para penjualnya biasanya menjajakan wedang ronde dengan gerobak di pinggir jalan atau gerobak dorong yang dijajakan secara berkeliling.

Baca Juga: 5 Minuman Hangat Tradisional Khas Nusantara yang Cocok Banget Dinikmati di Musim Hujan

Kali ini kamu akan diajak untuk menelusuri sejarah dari minuman tradisional yang populer untuk menghangatkan badan ini. Yuk, langsung simak uraian lengkapnya berikut.

Asal-Usul Wedang Ronde

Wedang ronde yang kita kenal hari ini merupakan perpaduan dari tangyuan dan kuah jahe yang ditambah dengan gula jawa khas dari Nusantara.

Tangyuan adalah makanan yang terbuat dari tepung ketan yang ditambah dengan sedikit air, dibentuk bulat dengan atau tanpa tambahan isian.

Sebutan tangyuan dikenal oleh masyarakat China bagian selatan, pada masa dinasti Ming sajian ini bernama yuanxiao.

Sajian ini identik dengan simbol eratnya tali kekeluargaan, hal ini terlihat dari tekstur sajian yang lengket dan biasanya dibuat dan dinikmati bersama-sama dengan anggota keluarga.

Baca Juga: Mampu Menghangatkan dan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh, Begini Cara Membuat Wedang Jahe

Tangyuan yang asli disajikan bersama kaldu daging atau kuah yang hangat dan memiliki rasa manis.

Tapi, oleh masyarakat nusantara dibuat modifikasi supaya lebih cocok dengan lidah nusantara, yaitu dengan menambahkan rempah jahe dan gula jawa.

Asal nama ronde

Wedang dalam bahasa jawa berarti minuman hangat, sedangkan ronde diambil dari Bahasa Belanda rond yang artinya bulat.

Seiring perkembangan rond menjadi rondje karena ketika suatu kata menggambarkan jumlah jamak dalam Bahasa Belanda akan ditambahi imbuhan -je, misalnya boontjes atau buncis dan kaartjes atau karcis.

Rondtje dianggap lebih mudah diucapkan daripada nama asli hidangan tersebut yaitu tangyuan. Hal ini juga membuat masyarakat nusantara menjadi terbiasa menyebut hidangan percampuran budaya ini dengan Ronde.

Wedang ronde yang dipesan di tempat biasanya menggunakan mangkuk kecil dan berisi ronde, kuah ronde, taburan kacang goreng tanpa kulit, roti, dan berbagai isian lain sesuai selera penikmatnya.

Baca Juga: Cocok Dikonsumsi saat Musim Hujan, Inilah 4 Minuman Hangat yang Punya Khasiat Baik untuk Tubuh

Itulah tadi uraian singkat tentang asal mula sajian minuman hangat yang populer di musim penghujan, yaitu wedang ronde.

Sajian yang identik dengan cita rasa makanan jawa yang manis ini sebenarnya merupakan perpaduan kebudayaan para pendatang dari Tiongkok yang berinteraksi dengan masyarakat Nusantara.

----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.