GridKids.id - Kids, pernahkah kamu mendengar tentang fauna endemik pulau Sulawesi dan pulau Buton yaitu Anoa?
Satwa yang memiliki nama ilmiah Bubalus sp. ini disebut juga dengan kerbau kerdil, yang termasuk dalam satwa bercorak peralihan.
Baca Juga: Ragam Hewan Endemik Asli Indonesia Bagian Tengah
Anoa termasuk dalam famili bovidae dan persebarannya hampir menjangkau seluruh wilayah pulau Sulawesi.
Terbagi menjadi dua spesies yaitu Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis).
Baca Juga: Hewan Endemik Sulawesi, Kuskus Beruang yang Tinggal Di Atas Pohon
Kawasan Wallacea terdiri dari pulau Sulawesi, Maluku, Halmahera, Kep. Flores, dan pulau-pulau kecil di Nusa Tenggara merupakan wilayah yang memiliki flora dan fauna endemik yang merupakan kawasan peralihan antara benua Asia dan Australia.
Anoa merupakan salah satu satwa endemik dilindungi yang menjadi ciri khas pulau Sulawesi dan mendiami kawasan Hutan Lindung Desa Sangginora, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Anoa tergolong sebagai satwa liar langka yang dilindungi UU sejak tahun 1921 dan dipertegas juga dalam UU no.5 tahun 1990 dan PP No. 7 tahun 1999.
Selanjutnya akan diuraikan lebih jauh tentang karakteristik, habitat, dan perilaku dari hewan endemik pulau Sulawesi ini. Yuk, simak penjelasan lebih lanjutnya berikut ini.
Karakteristik Anoa
Anoa memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan kerbau tapi dengan ukuran yang lebih kecil.
Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) memiliki tinggi pundak berkisar antara 80-100 cm, sedangkan anoa dataran tinggi (Bubalus quarlesi) memiliki tinggi berkisar 60-75 cm.
Baca Juga: Jadi Maskot PON XX Papua 2021, Berkenalan dengan Kanguru Pohon Mantel Emas yang Nyaris Punah
Sehingga bisa disimpulkan bahwa anoa dataran rendah memiliki tubuh yang lebih besar daripada anoa dataran tinggi.
Bentuk kepalanya mirip kepala sapi, dengan kaki dan kuku yang menyerupai banteng. Bagian kaki depannya berwarna putih mirip dengan sapi bali dengan garis hitam ke bawah.
Tanduk anoa mengarah ke belakang menyerupai penampang segitiga yang bagian dasarnya enggak bulat seperti tanduk sapi tapi mirip tanduk kerbau.
Ciri anoa dataran tersebut lah yang membedakannya dengan anoa pegunungan yang memiliki ekor lebih pendek dan lembut dengan tanduk melingkar.
Habitat Anoa
Anoa termasuk hewan hutan hujan yang punya kebiasaan mendinginkan badannya dengan berkubang di lumpur atau rawa-rawa.
Lokasi habitatnya jauh dari jangkauan manusia dan biasanya dekat dengan sumber air permanen.
Baca Juga: Perlu Diketahui, Ini 6 Hewan Langka di Indonesia yang Bersifat Dilindungi
Habitatnya berada di hutan tropika dataran, sabana, kadang juga bisa ditemukan di rawa-rawa.
Anoa adalah salah satu hewan hutan yang bisa hidup berpindah-pindah atau nomaden. Kini, kedua spesies anoa sudah enggak memiliki habitat khasnya, keduanya bisa ditemukan di jangkauan wilayah yang bukan habitatnya.
Diperkirakan habitatnya juga berkurang karena adanya kerusakan habitat, pengalihan fungsi hutan, dan perburuan liar yang semakin mengancam populasi hewan endemik ini.
Jika bertemu dengan musuh, anoa biasanya akan menceburkan diri ke dalam rawa namun jika terdesak dan harus melawan anoa akan menggunakan tanduknya untuk bertarung.
Perilaku Anoa
Anoa menerapkan perilaku hidup semi soliter, karena meski enggak hidup secara berkelompok seperti sapi, hewan ini sering kali ditemukan berada di tengah kawanannya dalam kelompok kecil seperti tiga- lima ekor kawanan.
Anoa merupakan hewan herbivora yang memakan makanan berair (aquatic feeds) seperti pakis, rumput, tunas pohon, buah-buahan yang jatuh ke tanah, dan berbagai jenis umbi-umbian.
Baca Juga: Pengertian, Ciri-Ciri dan Jenis Hewan Herbivora yang Memakan Tumbuhan
Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) mengonsumsi beberapa jenis rumput dan semak serta bagian-bagian tumbuhan seperti pucuk daun, buah, umbi, atau umbut yang biasanya mengandung air.
Anoa juga memenuhi kebutuhan garamnya dengan menjilati batu yang mengandung garam dan mineral dari alam.
Anoa juga merupakan hewan yang pandai beradaptasi dengan vegetasi tempat tinggalnya dan bisa mengonsumsi pakan alternatif menyesuaikan dengan yang tersedia di sekitarnya.
Anoa bisa bertahan hidup hingga 20-25 tahun, dan sudah bisa berkembang biak pada umur 2-3 tahun.
Setiap tahunnya dalam musim melahirkan antara bulan Agustus-Oktober, induk anoa rata-rata melahirkan satu bayi anoa.
Masa kehamilannya berlangsung antara 275-315 hari. Ketika dilahirkan bayi anoa memiliki bulu berwarna cokelat keemasan atau kekuningan dan sangat tebal. Warna bulunya akan menggelap seiring pertumbuhannya.
Baca Juga: Pengertian dan Contoh Hewan Mamalia, Hewan yang Menyusui Anaknya
Nah, itulah tadi uraian penjelasan tentang karakteristik, habitat, dan perilaku dari hewan endemik pulau Sulawesi yaitu Anoa.
Kini populasi anoa semakin menurun karena berbagai faktor lingkungan dan manusia, semoga hewan unik ini tetap bisa lestari dan tetap ada sampai waktu yang lama, ya, Kids.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.