Pengolahan ikan cakalang dari zaman Muromachi memiliki hasil akhir yang mirip dengan katsuobushi yang dikenal saat ini.
Hanakatsuo yang disebut dalam buku masak terkenal pada masa itu yaitu Shijoryu Hochosho yang merupakan produk awetan ikan cakalang yang bertekstur yang sangat keras, sehingga harus diserut dengan alat ketam sebelum dikonsumsi.
Baca Juga: Enggak Bisa Lepas dari Micin? Gunakan Kaldu Jamur Sebagai Pengganti MSG, Pakai Banyak Tetap Aman!
Teknik pengasapan yang baru dikenal pada zaman Edo yaitu dengan menghilangkan air dari dalam daging ikan dengan cara mengasapi ikan yang dikenal dengan Jintaro dari wilayah Kishu (Kumano).
Kabibushi merupakan jenis katsuobushi yang dimatangkan dengan cara pengapangan.
Teknik yang diciptakan oleh Tosano Yoichi yang berasal dari Kishu ini kemudian menyebar dan meluas hingga ke seluruh Jepang.
Pengolahan ikan cakalang dari kepulauan Samudera Pasifik berkembang pesat karena harga lokal yang murah ini tamat dan terkena dampak dari Perang Dunia II.