GridKids.id - Palembang merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki nilai budaya yang sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad-7 M.
Tradisi dan nilai-nilai leluhur Kerajaan Sriwijaya dilanjutkan hingga masa Kesultanan Palembang Darussalam bahkan hingga saat ini, salah satunya adalah pakaian adatnya.
Kali ini akan dijelaskan tentang pakaian adat Aesan Paksangkong yang merupakan pakaian pengantin yang digunakan untuk acara resepsi pernikahan.
Pakaian adat ini dipergunakan ketika penyelenggaraan upacara adat perkawinan pengantin dari Palembang yang dikenal dengan "penganten munggah". Munggah merupakan tahapan puncak dalam rangkaian upacara perkawinan pengantin dari Palembang.
Baca Juga: Seri Budaya Indonesia: Budaya dan Kekhasan Provinsi Sumatra Selatan
Pakaian adat palembang ini mendapatkan pengaruh dari kebudayaan lain termasuk Jawa, Cina, dan Arab.
Kerajaan Sriwijaya terkenal sebagai kerajaan maritim yang menjadi pusat pembelajaran agama Buddha se-Asia Tenggara.
Kali ini akan dijelaskan tentang pakaian adat pengantin Sumatera Selatan, yaitu Aesan Paksangko. Yuk, simak detail pakaian adat daerah Palembangnya di bawah ini.
Filosofi Pakaian Adat Aesan Paksangkong
Aesan berasal dari bahasa Palembang yang berarti hiasan. Sedangkan, Paksangkong berasal dari dua kata yaitu pak dan sangkong. Pak artinya delapan dan Sangkong yang berarti dewa.
Pakaian adat Aesan Paksangkong memang terlihat sangat mewah, dengan dominan warna merah dan emas.
Pakaian laki-laki terdiri dari beberapa bagian, yaitu dari bagian atas, tengah, hingga bawah. Sama halnya dengan pakaian yang dikenalkan oleh mempelai perempuan.
Selanjutnya akan dibahas secara mendetail tentang pakaian adat masing-masing mempelai pengantin dari Sumatera Selatan. Yuk, langsung simak ulasan lebih lanjutnya di bawah ini.
Baca Juga: Jenis Pakaian Adat Riau dan Keunikannya, Tradisional Namun Elegan
Pakaian Mempelai Laki-Laki
Pakaian mempelai laki-laki terbagi menjadi beberapa bagian, dari kepala hingga bagian bawah, yaitu:
- Celana berbahan sutra dengan motif ukel yang merupakan simbol sifat lemah lembut.
- Kain Songket Lepus yang bersulamkan emas
- Baju Lengan Panjang berwarna merah ditutupi jubah dengan motif tabor bunga emas yang senada dengan celana
- Rompi yang digunakan bermotif tunas tumbuhan dengan pola geometris zig-zag yang merupakan simbol agar manusia bisa bermanfaat bagi manusia yang lainnya
- Songkok Emas (Penutup Kepala)
- Kalung
Pakaian Mempelai Perempuan
Pakaian mempelai perempuan sangat cantik dan meriah dari ujung kepala hingga ujung kaki, dengan beberapa bagian dan aksesorisnya, antara lain:
- Songket lepus berwarna dominan merah dan emas, yang bermakna simbolis bahwa masyarakat Palembang penuh keramahan, ketertiban, dan sikap saling menghormati satu sama lain
- Baju kurung lengan panjang berwarna merah ningrat bertabur bunga bintang keemasan
- Teratai penutup dada
- Penutup kepala mahkota aesan paksangkong (ditambahkan dengan hiasan kembang goyang di bagian kepala, kelapo standan, kembang kenango). Pada mahkotanya terdapat motif hias bunga teratai dan setangkai bunga mawar, dan motif dasar berbentuk lingkaran.
- Bunga teratai adalah simbol kesucian, sedangkan bunga mawar merupakan simbol kekeluargaan.
- Sementara motif hias berbentuk lingkaran simbol dari benda angkasa matahari yang berarti kepercayaan terhadap tuhan.
- Aksesoris pinggang dan leher, yang menyimbolkan bahwa mempelai sudah siap menjalani kehidupan rumah tangga.
Itulah penjelasan dan uraian tentang pakaian adat Aesan Paksangkong, pakaian adat dari Sumatera Selatan.
Baca Juga: Seri Budaya Indonesia: Kekhasan dan Kebudayaan Ujung Sumatra, Provinsi Lampung
Pakaian adat ini memiliki kesan megah karena mencoba menggambarkan kejayaan kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Semoga informasi ini menambah wawasanmu tentang kekayaan budaya nusantara, ya, Kids.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.