Find Us On Social Media :

Apa Itu Kontak Erat dan Hal yang Harus Diperhatikan Setelah Kontak dengan Pasien COVID-19

(ilustrasi) Kontak erat pasien CPVID-19.

GridKids.id - Sebelumnya kontak erat disebut dengan ODP (Orang Dalam Pemantauan).

Seseorang dikatakan atau termasuk sebagai kontak erat ketika sudah bertatap muka dan berinteraksi selama beberapa saat dengan orang yang terinfeksi atau positif COVID-19.

Dikutip dari Kompas.com, menurut Kementrian Kesehatan, kontak erat merupakan kondisi orang yang pernah berinteraksi dengan orang mengalami gejala atau pasien COVID-19.

Kontak erat bukanlah kontak biasa, Kids.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Reinfeksi COVID-19 dan Gejala yang Dirasakan

Ketika orang yang merawat pasien COVID-19 tanpa menggunakan APD dengan lengkap maka termasuk kontak erat.

Enggak hanya itu, bertatap muka selama minimal 15 menit dan meminjam barang-barang pasien juga termasuk kontak erat.

Lalu, apa yang harus dilakukan jika sudah melakukan kontak erat dengan pasien COVID-19?

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Jalur Zonasi, Afirmasi, Prestasi, dan Perpindahan Tugas dalam PPDB Online Tahun 2021

1. Melakukan tes PCR atau Swab

Untuk memastikan kondisi tubuh, disarankan untuk melakukan tes. Jika akses layanan tes PCR sulit, kamu bisa melakukan tes swab antigen.

Perlu dipastikan, jika setelah kontak enggak perlu langsung melakukan tes. Tunggu hingga tiga hari setelah paparan atau kontak.

Virus corona, baru menampakkan tanda infeksi setelah tiga hari, sehingga mudah dideteksi ketika tes.

Jika hasilnya negatif, disarankan untuk karantina mandiri selama lima hari di rumah. Jika sudah, untuk memastikan kembali, kamu bisa melakukan tes ulang.

Baca Juga: Sembuh dari COVID-19 dan Selesai Isolasi Mandiri, Perhatikan 6 Hal Ini untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh

Pastikan tetap menjaga protokol kesehatan selama melakukan karantina mandiri.

2. Ketentuan isolasi mandiri

Jika saat melakukan karantina atau isolasi mandiri dengan anggota keluarga lain, disarankan untuk melakukan tes kepada semua anggota.

Hal tersebut dilakukan untuk melacak penularan. Isolasi mandiri harus dilakukan dengan benar supaya enggak ada anggota yang terpapar.

Berikut ini ketentuan isolasi mandiri. Apa saja ya?

- Alat makan dan alat mandi terpisah

- Konsumsi makanan dan vitamin yang seimbang

- Mematuhi protokol kesehatan

- Terdapat ruangan yang bisa masuk sinar matahari. Jika enggak ada, pasien bisa berjemur.

- Adanya ventilasi atau jendela pada ruang isolasi

- Kamar mandi dan kamar tidur pasien berada di ruangan yang terpisah.

3. Tetap dipantau

Pasien harus dipantau meski sedang melakukan isolasi mandiri. Terutama untuk pasien yang mengalami gejala.

Konsultasi dengan dokter jika muncul gejala atau keluhan, supaya bisa dilakukan perawatan lebih lanjut.

4. Kriteria Sembuh

Kids, status sembuh dengan melihat kondisi klinis pasien. Bukan melihat dari hasil tes PCR.

Meskipun PCR masih positif namun klinis mengalami perbaikan maka pasien enggak perlu mengulang tes PCR untuk hasil yang negatif.

Perlu diperhatikan kembali, jika masih mengalami gejala perlu memperpanjang isolasi mandiri selama tiga hari, ya.

Terdapat kasus, secara klinis kondisi sudah bagus enggak ada keluhan namun hasil PCR positif terus menerus. Ternyata ini disebabkan oleh bangkai virus.

Kondisi tersebut dikategorikan sudah sembuh, tapi masih diperlukan minimal isolasi mandiri selama 10 hari.

Baca Juga: Lemas dan Pusing Setelah Menerima Vaksin COVDI-19? Konsumsi Makanan Ini Agar Lebih Baik

-----

Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.