GridKids.id - Hari Anak Nasional jatuh tepat pada hari ini, 23 Juli.
Peringatan Hari Anak Nasional jadi pengingat untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak-anak.
Salah satunya dengan memastikan lembaga pertama dan utama yaitu keluarga bisa memberikan perlindungan kepada anak-anak.
Keberadaan dan kesejahteraan anak-anak adalah perkara penting.
Hal itu dikarenakan mereka merupakan generasi penerus bangsa yang berhak mendapatkan pendidikan dan perhatian sebaik mungkin.
Baca Juga: Menyambut Hari Anak Nasional, AQUA Mengajak Orang Tua dan Anak Tetap Aktif Meskipun di Rumah Aja
Peringatan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli sudah berlangsung sejak 1986.
Tapi, tahukah kamu bahwa penetapan Hari Anak Nasional awalnya berkali-kali diubah karena berbagai alasan? Yuk, kita cari tahu seperti apa sejarahnya!
Peringatan Hari Anak di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang sebelum akhirnya ditetapkan jatuh pada 23 Juli.
Pemilihan tanggal untuk peringatan hari anak memiliki alasan praktis dan mengandung makna historis di baliknya.
Penentuan Hari Anak Nasional yang dulunya masih menggunakan istilah "Kanak-Kanak" diupayakan oleh Kongres Wanita Indonesia (Kowani) pada 1951.
Hal ini dengan disepakatinya Pekan Kanak-Kanak yang diperingati pada 18 Mei 1952, di depan Istana Merdeka.
Namun, pada 1953, Kowani di Bandung merubah tanggal peringatan Hari Kanak-Kanak Indonesia menjadi 1 sampai 3 Juli.
Alasannya agar bersamaan dengan masa libur sekolah setelah mendiskusikannya dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca Juga: Menyambut Hari Anak Nasional, Wakil Ketua KPK Hadiri Webinar: Anak-Anak Sebagai Pelopor Kejujuran
Karena bertolak dengan masa libur sekolah, maka penyelenggaraan Pekan Kanak-Kanak pun selalu mengalami perubahan.
Sejak saat itu pelaksanaan peringatan Hari Anak Nasional selalu dilaksanakan mengikuti waktu libur sekolah.
Selama beberapa waktu berjalan tanpa dilatarbelakangi nilai historis, penyelenggaraan Pekan Kanak-Kanak terasa datar.
Sehingga, kembali muncul usulan untuk memperingatinya pada 2 Mei (hari lahir bapak pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara) dan 4 Desember (hari lahir Dewi Sartika).
Kowani kesulitan lagi untuk menentukan penetapan Hari Anak sehingga menyerahkan keputusan pada pemerintah.
Pada 1959, pemerintah akhirnya menetapkan 1-3 Juni sebagai tanggal peringatan Pekan Kanak-Kanak yang bertepatan dengan peringatan Hari Kanak-Kanak Internasional.
Hari Kanak-Kanak Internasional yang diselenggarakan pada 1 Juni berjalan dengan meriah dan seringkali dihadiri oleh Presiden Soekarno.
Pada Kongres ke-13 di Jakarta yang jatuh pada 24-28 Juli 1964, Kowani mengusulkan 6 Juni (Hari Lahir Presiden Soekarno) sebagai Hari Kanak-Kanak Nasional.
Sehingga pada 1965, peringatan Hari Kanak-Kanak Internasional disatukan dengan peringatan Hari Kanak-Kanak Nasional jatuh pada 1-6 Juni.
Ketika pergantian rezim pemerintahan, segala hal yang berhubungan dengan presiden pertama mulai ditinggalkan.
Sehingga mulai muncul pembicaraan untuk mengganti tanggal peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh setiap 6 Juni.
Kowani kemudian mulai mencari tanggal pengganti lagi, dengan mendiskusikannya dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Akhirnya ditentukan 18 Agustus sebagai tanggal peringatan Hari Kanak-Kanak Indonesia.
Ketetapan ini berdasar nilai historis penetapan UUD 1945 yang jatuh pada 18 Agustus 1945.
Namun, dalam pelaksanaannya dianggap kurang praktis karena hari-hari itu dipergunakan juga untuk persiapan peringatan Hari Kemerdekaan.
Sejak 1970-an, peringatan Hari Anak Internasional di Indonesia dilarang.
Pemerintah menggantinya dengan mengikuti peringatan Hari Anak Sedunia yang jatuh setiap 20 November.
Pemerintah Orde Baru menaruh banyak perhatian pada peringatan Hari Kanak-Kanak Nasional yang sejak 1980-an berubah nama menjadi Hari Anak Nasional.
Hal ini tampak dalam rencana pembangunan Istana Anak-Anak Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Lalu, TMII jadi tempat penyelenggaraan peringatan Hari Anak Nasional menggantikan Istora Senayan pada tahun sebelumnya.
Anak-anak pun mulai dilibatkan dalam perencanaan Istana Anak dengan penyelenggaraan sayembara penulisan Istana Anak pada 10-17 Juni 1983.
Mulai 1983, peringatan Hari Anak Nasional mulai dipusatkan di TMII.
Baca Juga: Peringati Hari Anak Nasional, Inilah Pesan Nadiem Makarim dalam Pembukaan Bobo Creative Week 2020
Seiring perkembangannya, peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 17 Juni mulai mendapat pertanyaan dari berbagai pihak karena dianggap enggak memiliki nilai historis yang berhubungan dengan peringatan hari anak.
Upaya penggantian pun kembali dilakukan pada 1984.
Setelah melalui beragam perundingan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, menetapkan 23 Juli sebagai peringatan Hari Anak Nasional.
Mendikbud menganggap bahwa tanggal tersebut adalah tanggal penting yang bertepatan dengan penetapan UU Kesejahteraan RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak.
Baca Juga: Bobo Creative Week Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Ini Jadwal dan Rangkaian Acaranya
Penetapan 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional diperkuat dengan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1984 tentang Hari Anak Nasional, yang ditandatangani Presiden Soeharto pada 19 Juli 1984, dan berlaku hingga saat ini.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.