GridKids.id-- GERD (Gastroesophageal reflux disease) adalah kondisi kronis ketika asam lambung mengalir naik ke kerongkongan.
Kondisi naiknya asam lambung yang terjadi seenggaknya dua kali seminggu dianggap sebagai GERD.
Sebuah studi pada 2015, menemukan fakta bahwa kecemasan dan depresi dapat meningkatkan risiko GERD.
Penelitian lain pada 2017 mengungkapkan bahwa GERD bisa menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan kecemasan dan depresi.
Kedua kondisi ini terus berulang seperti siklus dan mempengaruhi satu sama lainnya.
Baca Juga: Jarang Disadari, Asam Lambung Ternyata Bisa Sebabkan Batuk Secara Tiba-Tiba
Salah satu gejala GERD adalah heartburn (sensasi perih dan panas di dada) yang kadang membuat pengidapnya mengalami kecemasan dan kepanikan.
Kekhawatiran akan kondisi GERD yang makin parah juga bisa memicu gejala gangguan kecemasan seperti ketika berpikir tentang kesakitan dan kematian.
Dilansir dari Medical News Today, beberapa riset menunjukkan bahwa stres dan kecemasan bisa memicu bahkan memperburuk penyakit asam lambung.
Studi pada 2018 yang melibatkan 16.000 orang menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat anxiety memiliki peluang lebih besar untuk mengidap GERD.
Baca Juga: Hentikan Mulai Sekarang, Inilah Akibat Makan Berlebihan saat Berbuka Puasa, Salah Satunya Picu Gerd
Berdasarkan pengamatan, beberapa alasan yang mendasari kondisi orang yang mengalami anxiety juga cenderung menderita GERD adalah:
- Kecemasan mengurangi tekanan pada pita otot bagian bawah yang fungsinya mengatur buka dan tutupnya klep esofagus. Ketika klep gagal menutup, cairan asam dari perut kembali naik ke kerongkongan.
- Stres dan kecemasan dapat memicu ketegangan otot, termasuk otot yang ada di sekitar perut. Hal ini bisa meningkatkan tekanan pada organ dan mendorong asam lambung.
- Tingkat kecemasan tinggi bisa meningkatkan produksi asam lambung.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Gastroenterology dan Hepatology juga menunjuk fakta bahwa penderita GERD merasakan nyeri dan mulas parah ketika sedang merasa cemas.
Para ahli juga mencatat, GERD menjadi alasan utama stres dan kecemasan banyak orang.
Baca Juga: Makanan Penyebab GERD yang Bisa Dihindari, Salah Satunya Gorengan
Riset lain pada 2019, mengungkapkan bahwa penderita GERD yang mengalami nyeri dada rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan.
Menurut riset, peneliti menyimpulkan banyak penderita GERD yang mengalami nyeri di dada karena khawatir terkena penyakit serius seperti jantung. Sehingga timbul kecemasan dalam diri mereka.
Beda gejala GERD dan anxiety
- Gejala GERD umumnya ditandai dengan:
- Timbul rasa panas seperti terbakar di dada (heartburn)
- Mual dan sakit perut
- Nyeri dada dan perut
- Sulit menelan
- Muntah
- Napas berbau kurang sedap
Baca Juga: Gejala Penyakit GERD atau Asam Lambung Naik, Salah Satunya Heartburn
Sedangkan gejala anxiety lebih bervariasi namun beberapa penderitanya mengalami gejala ini:
- Jantung berdebar kencang
- gugup atau gelisah
- sejumlah otot kedutan
- tegang secara fisik dan mental
- pernapasan jadi cepat
- timbul rasa takut yang berlebihan
- sulit fokus
- mengalami masalah pencernaan dan susah tidur.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi GERD dan anxiety selain perawatan medis dan obat-obatan dari dokter, sekaligus mempertahankan gaya hidup yang sehat, antara lain:
Baca Juga: Cara Memanfaatkan Kunyit untuk Mengobati Asam Lambung dan GERD
- Mengonsumsi makanan yang sehat
- Hindari makanan pemicu asam lambung naik
- Berolahraga secara teratur
- Berlatih yoga atau meditasi
- Hindari kafein
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.