Find Us On Social Media :

Jadi Gejala COVID-19 yang Sering Enggak Disadari, Kenali Apa Itu Happy Hypoxia dan Cara Mencegahnya

Apa Itu Happy Hypoxia yang Jadi Gejala COVID-19 Serta Ketahui Beberapa Gejala dan Cara Mencegahnya.

GridKids.id - Kids, di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang kian tinggi ini makin banyak juga beberapa gejala baru yang timbul. Salah satunya adalah happy hypoxia yang juga terkadang enggak disadari namun memiliki risiko tinggi. Happy hypoxia merupakan kondisi saat kadar oksigen menurun tetapi pengidapnya terlihat normal.

Baca Juga: Sudah Sebulan Enggak Bepergian ke Luar Rumah, Sherina Munaf Umumkan Positif COVID-19Adapun tanda-tanda yang dialami oleh orang yang okisgennya mulai menurun yaitu sesak napas, sakit kepala, gelisah, hingga kulit terlihat kebiruan. Namun, ada juga beberapa pengidapnya yang tetap terlihat normal padahal mengalami oksigen yang menurun. Lalu, apa itu happy hypoxia dan apa saja gejala-gejala yang ditimbulkan? Langsung saja kita simak di bawah ini.

Baca Juga: Cara Mengelola Sumber Daya Alam dengan Prinsip Ekoefisiensi

Mengenal happy hypoxia, apa itu? Happy hypoxia merupakan kondisi kadar oksigen menurun tetapi pengidapnya enggak menunjukkan kondisi atau gejala berbahaya. Saat oksigen mulai menurun, akan ada gejala sesak napas, pusing, gelisah, jantung berdebar, hingga kulit yang kebiruan. Gejala ini akan muncul sebagai sinyal untuk organ vital yaitu ginjal, otak, dan jantung.

Baca Juga: Berapa Lama Isolasi Mandiri karena COVID-19? Simak PenjelasannyaLalu, apa saja gejala-gejala yang ditimbulkan?

Bagi orang yang mengalami happy hypoxia, sering terlihat normal dan enggak menunjukkan gejala yang berbahaya.

Nah, makanya perlu diwaspadai apa saja gejala-gejala yang ditimbulkan oleh happy hypoxia, antara lain: - Badan terasa lemas, bibir dan jari kebiruan. - Kadar saturasi oksigen menjadi turun di bawah 94 persen.

Bagaimana cara mencegah happy hypoxia? Lalu, bagaimana cara mencegah happy hypoxia bagi para pasien COVID-19? Ternyata gejala ini bisa segera dicegah sebelum berakibat fatal, lo. Pasien akan dicek kadar saturasi oksigennya secara berkala dengan alat pulse oxymeter.

Baca Juga: Menurut WHO Deretan Makanan Ini Baik Dikonsumsi saat Pandemi COVID-19, Apa Saja?

Selain itu, bisa juga dilihat dari tanda badan yang mulai lemas padahal enggak melakukan aktivitas yang berat. Bisa juga dilihat dari tanda jari-jari dan bibir yang berubah warna menjadi kebiruan serta sesak napas. Gejala ini pun dapat dialami oleh pengidap yang memiliki gejala ringan ataupun tanpa gejala.

-----

Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.